Lima Kriteria Jemaah Haji Lansia Yang Akan Disafariwukufkan

Lima Kriteria Jemaah Haji Lansia Yang Akan Disafariwukufkan

Ilustrasi. Jemaah Haji lansia disabilitas yang tidak bisa beraktivitas secara mandiri maupun sedang sakit akan disafariwukufkan-Kemenag-

HARIAN DISWAY - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan melakukan safari wukuf bagi jemaah lanjut usia (lansia) non mandiri dan disabilitas.

Persiapan pelaksanaan safari wukuf melibatkan petugas layanan lansia, disabilitas, tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). 

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, program safari wukuf lansia non mandiri tahun ini, PPIH mengalokasikan 27 jemaah dari setiap sektor.

Menurutnya, kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan. 

BACA JUGA:Kisah Peziarah Ilegal yang Berjuang Melawan Rintangan untuk Berhaji

“Petugas akan mengurus jemaah tersebut, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lainnya. Pelaksanaan safari wukuf lansia non mandiri dilaksanakan tanggal 6 s.d.17 Zulhijah 1445 H,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu, 8 Juni 2024.


Jemaah haji asal Kota Serang saat wukuf --

Ia menjelaskan, ada 4 kriteria yang ditetapkan oleh PPIH untuk jemaah haji lansia dan disabilitas yang akan mengikuti safari wukuf:

Pertama, jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak mandiri (tirah baring) dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan dasar yakni makan, minum, mandi, dan mobilisasi.

Kedua, yakni jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak bisa berjalan atau pengguna kursi roda karena sakit yang memerlukan perawatan lebih lanjut.

Ketiga, jemaah haji lansia dan disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan stroke dengan tingkatan sedang hingga berat,” sambung dia.

Keempat, lajut Widi, jemaah haji lansia dan disabilitas yang pulang  perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dengan kelemahan. 

Kelima, yakni jemaah haji lansia dan disabilitas sesuai dengan kriteria risiko tinggi yang ditentukan petugas kloter.

BACA JUGA:Seluruh Jemaah Haji Telah Berada di Makkah, Bersiap Untuk Fase Arafah, Muzdalifah dan Mina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: