Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11 Jawa Timur Dukung Penuh ARTSUBS Suguhkan SUBS Performance Selama 5 Pekan

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11 Jawa Timur Dukung Penuh ARTSUBS Suguhkan SUBS Performance Selama 5 Pekan

Dua penampil fogo bersama usai pertunjukan. SUBS Performance bukan saja menjadi penyemarak atau tambahan tontonan para pengunjung ARTSUBS. Tetapi juga sebagai komitmen ARTSUBS dalam mendukung ekosistem berkesenian di Surabaya. --ARTSUBS 2025

HARIAN DISWAY – Tepat pada keenam di pekan pertama pameran seni rupa terbesar ARTSUBS 2025 yang digagas Rambat sebagai direktur acara, SUBS Performance digelar. Salah satu acara pendukung pameran itu dilangsungkan Sabtu, 9 Agustus 2025, pukul 19.30 WIB.

Bukan di ruang pamer di seluruh kompleks Balai Pemuda yang disulap Rambat untuk menggeber 300-an karya oleh 139 seniman Indonesia dan mancanegara, acara itu mengambil tempat khusus di Gedung Teater Lt. 2 Balai Budaya Surabaya.

Tampil di sesi perdana yakni musik kontemporer bertajuk Rek karya komposer Joko Porong dari Surabaya yang mengajak penyaji Gamelan Sawunggaling UNESA. Disambung dengan Tari Topeng Malang bertajuk Laire Naga Tahun oleh Sanggar Tari Topeng Asmorobangun Malang pimpinan Tri Handoyo.

BACA JUGA: Pameran Seni ARTSUBS 2025 Surabaya, Tentang Membungkus Cinta dan Luka dalam Estetika

Meski baru perdana, SUBS Performance itu langsung mendapat antusiasme. Terbukti, gedung teater yang berisi 500 kursi itu penuh. ”Mereka kami silakan untuk menonton secara gratis dengan hanya mengisi form,” kata Semi Ikra Anggara, Direktur Acara ARTSUBS 2025.

Mengajak sejumlah anak muda, komposisi musik Rek langsung memikat perhatian penonton. Karya Rek kebetulan adalah paling gres yang dibawa Joko yang baru saja meraih gelar doktornya. Tampak benar bagaimaan Joko memaksimalkan hasil proses kreatifnya sebagai komposer.
Karya Rek adalah karya paling gres yang dibawa Joko Porong yang baru saja meraih gelar doktornya. Tampak benar bagaimaan Joko memaksimalkan hasil proses kreatifnya sebagai komposer. --ARTSUBS 2025

Sebagai karya yang dalam menandai keberlanjutan kekaryaannya, karya ini menjadi bagian trajectory perjalanan artistik komposer yang dimulai sejak kecil hingga hidup bersama dengan masyarakat arek di Kota Surabaya.

BACA JUGA: ARTSUBS 2025, Tafsir Seni Dunia Material

Mengambil tema Laire Naga Tahun, panggung berubah suasana dari musik ke tari. Sekitar 30-an anggota Sanggar Tari Topeng Asmorobangun Malang itu menyuguhkan cerita yang mudah diikuti dalam tarian topeng yang memesona.

Diceritakan, Dewi Wadal Werdi bermimpi bertemu dengan Panji Asmara Bangun, kemudian ia meminta kepada ayahnya Begawan Gajah Abuh untuk menikahkan ia dengan Panji. Permintaan ini disetujui dengan cara menculik Dewi Sekartaji asli dan digantikan dengan Sekartaji palsu alias Dewi Wadal Werdi. 

Di pembuangan di dalam hutan Dewi Sekartaji melahirkan seorang bayi yang diberi nama Panji Laras. Setelah menginjak remaja Panji Laras dengan ditemani ayam jagonya pergi ke Kerajaan Jenggala untuk mencari ayahnya. 

BACA JUGA: Budi Pradono, Artsubs 2025, dan Perjalanan ke Surabaya

Di alun-alun Jenggala Panji Gurawangsa sedang mengadakan sayembara adu jago dengan hadiah Negara Sigar Semangka atau artinya separo negara Jenggala) Panji Laras mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkan sayembara, tetapi Panji Gurawangsa tidak terima sehingga terjadilah peperangan. 
Sekitar 30-an anggota Sanggar Tari Topeng Asmorobangun Malang itu menyuguhkan cerita yang mudah diikuti dalam tarian topeng yang memesona. --ARTSUBS 2025

Hal ini diketahui oleh Jarodeh yang segera melerainya. Setelah itu Jarodeh mengadakan sayembara kendi. Barang siapa yang bisa masuk dalam kendi berati ia adalah putra Panji Asmara Bangun yang asli. Ternyata Panji Gurawangsa yang bisa masuk dalam kendi tersebut. Setelah kendi dipecah berubahlah ia menjadi Naga Tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: