BI-Rate Turun, Ekonomi Domestik Naik

BI-Rate Turun, Ekonomi Domestik Naik

PECAHAN RP 100 RIBU ditata di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, pada pertengahan 2025. Tahun lalu, naik-turunnya rupiah tidak terlalu drastis.-ADEK BERRY-AFP-

“Itu menjadi momentum bagi BI di tengah kondisi ekonomi global yang saat ini masih banyak yang belum stabil. Di beberapa negara, inflasinya masih tinggi. Pertumbuhan ekonominya masih sangat rendah,” katanya, Minggu 19 Januari 2025.

BACA JUGA:Bank Indonesia Sapa Akademisi di Labuan Bajo, 25–27 September 2024 (2-Habis): Jangan Sampai Peluang Ekonomi Menjadi Bumerang

BACA JUGA:Bank Indonesia Sapa Akademisi di Labuan Bajo, 25–27 September 2024 (1): Literasi Keuangan di Balik Sistem Pembayaran Indonesia

Ia berpendapat, saat ini BI sedang mencari target baru. Terutama untuk meningkatkan ekonomi Indonesia. Sehingga, pertumbuhan ekonomi Tanah Air bisa lebih tinggi dari saat ini. Artinya, turunnya BI-Rate bisa menjadi sinyal positif bagi investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

“Turunnya BI-Rate ini akan berdampak pada banyak hal. Seperti, kredit domestik akan meningkat. Investasi akan meningkat. Serta mendorong arus investasi asing untuk masuk. Karena kondisi perekonomian domestik kita juga stabil,” ungkapnya.

Suku bunga riil juga masih positif. Investor akan mendapatkan keuntungan riil di angka 3-4 persen. Angka itu cukup tinggi. Kondisi tersebut pun akan menarik investasi asing untuk masuk ke Indonesia.

“Investasi yang kemungkinan masuk itu bisa saja dalam bentuk surat-surat berharga: saham atau obligasi. Atau investasi asing langsung ke Indonesia. Sehingga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya lagi.

BACA JUGA:Bank Indonesia Bali Ngeraos Sareng Media, Dahlan Iskan Ajak Wartawan Becermin

BACA JUGA:FGD Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Bali (2-Habis): Literasi Digital untuk Mencegah Risiko Transaksi Digital

Dosen ekonomi internasional tersebut menjelaskan, kondisi itu juga akan menarik investor yang berorientasi terhadap ekspor. Artinya, investor asing yang tertarik dengan barang Indonesia, hingga akhirnya barang-barang itu dijual lagi ke luar negeri.

Ia melihat, di 2025, Bank Indonesia akan terus menurunkan BI-Rate secara perlahan. Bisa saja jenjangnya tiga bulanan. Hingga akhir tahun, penurunan suku bunga acuan BI bisa mencapai 1-1,5 persen.

Sehingga ketika kondisi itu terjadi, ia pun optimistis pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Bahkan, kenaikannya bisa bergerak ke angka 5,5-6 persen. “Pertumbuhan ekonomi kita akan terus bergerak. Bahkan naik satu persen,” tegasnya. (*) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: