Cemburu Lesbian Berujung Pembunuhan

Cemburu Lesbian Berujung Pembunuhan

ILUSTRASI Cemburu Lesbian Berujung Pembunuhan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Homoseksual sudah sangat lama ada di Indonesia. Sejak zaman lahirnya reog Ponorogo pada abad kedelapan di Jatim (sumber: Disbudparpora Ponorogo). Tokoh sentral reog disebut warok. Pemimpin kelompok reog. Ia adalah pria kesatria, gagah berani, dan berilmu gaib tinggi. 

Namun, warok punya gemblak, yakni anak laki-laki yang dilatih memainkan reog, sekaligus jadi pasangan seks warok. Ada warok yang beristri perempuan juga punya gemblak (biseks), ada juga yang cuma punya gemblak.

BACA JUGA:Cemburu Suami Siri, Tikam Mati Istri

 

Jadi, lesbian pada pelaku AN-TK bukan hal baru. Yang mengherankan, kekejaman TK terhadap korban yang mantan pacar. Padahal, dia masih sering membalas WA korban. Usianyi pun masih segitu. Kondisi kejiwaan TK yang luar biasa tega.

Soal kekejaman penyandang homoseksual, tidak beda dengan heteroseksual. Kalau emosi tak tertahan, dua golongan orang itu sama-sama bisa membunuh. Tapi, hasil riset, kebrutalan pembunuh yang homoseksual dalam kasus cemburu asmara lebih gila daripada heteroseksual.

Michael J. Meyer dalam bukunya yang berjudul Literature and Homosexuality (New York: Routledge, 2000), menyebutkan bahwa urusan cemburu asmara, pelaku yang homoseksual (baik gay maupun lesbian) cenderung lebih brutal daripada pelaku heteroseksual.

Buku itu berisi kumpulan 13 esai. Para penulisnya para ahli homoseksual dari berbagai universitas di Amerika Serikat (AS). Isinya tentang berbagai riset dan pengamatan para penulis esai tentang hal itu.

Disebutkan, pada kasus-kasus tindak kekerasan yang dilakukan pelaku homoseksual, banyak penusukan (penusukan berkali-kali) dan banyak luka brutal adalah sangat umum terjadi pada korban. 

Meyer mencatat, banyak pembunuh homoseksual yang tidak memiliki monopoli atas kekerasan tertentu. Artinya, tidak spesifik, baik bentuk tindak kekerasannya maupun spesifikasi korban. Tapi, kalau urusan cemburu asmara, sebagian besar kejahatan mereka adalah pembunuhan berlebihan dan mutilasi. 

Dalam kasus pelaku dan korban sama-sama homoseksual, jika bermotif cemburu asmara (cinta segitiga antara gay atau lesbian), bentuk kekejamannya cenderung lebih rendah daripada pelaku homo dan korbannya adalah hetero. 

Tidak ada jawaban ilmiah melalui riset, mengapa bisa begitu? Hanya dugaan, bahwa homo lebih benci terhadap hetero jika dibandingkan dengan sesama homo.

Berdasar tulisan Meyer itu, kekejaman AN-TK terhadap Toikin memang sangat kejam. Sesuai dengan teori Meyer. Dan, pastinya, sangat mengejutkan bagi korban karena tidak menduga mantan pacarnya punya pacar lesbian. Unsur kejutan itu membuat korban tidak waspada ketika dijemput pelaku dari dekat rumahnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: