Apakah Profesi Dokter Masih Menjadi Pilihan?
![Apakah Profesi Dokter Masih Menjadi Pilihan?](https://cms.disway.id/uploads/bf851d3bd4cc4fbd802e4dbc8d4125a3.jpg)
ILUSTRASI Apakah Profesi Dokter Masih Menjadi Pilihan?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
”DIBUTUHKAN dokter umum pengganti jaga klinik BPJS X di Surabaya pukul 15.00–20.00 (5 jam), tarif uang duduk Rp 150.000 (5 jam).”
Pesan itu saya terima di grup loker Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga yang katanya merupakan salah satu FK terbaik di Indonesia.
Para dokter umum yang bekerja di faskes tingkat pertama (klinik/puskesmas) jika kita hitung penghasilan per bulan secara kasar bisa membawa pulang Rp 5,5–6 juta, sedangkan para dokter umum yang bekerja di faskes tingkat lanjutan rumah sakit (RS) rata-rata bisa membawa penghasilan per bulan Rp 8–12 juta.
BACA JUGA:Dokter Detektif (Doktif) di Tengah Industri Skincare
BACA JUGA:Nobel Kedokteran 2024
Memang penghasilan itu masih di atas upah minimum provinsi (UMP) Jawa Timur. Namun, itu adalah standar kelas menengah di Indonesia. Ironis memang jika dibandingkan dengan perjalanan panjang yang harus ditempuh untuk menjadi seorang dokter dengan penghasilan yang diterima.
Kita sering terjebak dalam romantisme masa lalu, saat banyak orang mengatakan dokter adalah profesi idaman. Terutama idaman bagi orang tua dan mertua. Profesi yang dianggap menjanjikan karena penghasilannya yang besar dan memiliki status sosial tinggi di masyarakat.
Persepsi itu sudah berlangsung lama dan mengakar di masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:Dokter Browsing Ditangkap
BACA JUGA:Dokter Gadungan di 9 Klub Bola
Waktu terus berjalan hingga BPJS kesehatan lahir 1 Januari 2014 dan mengubah wajah sistem kesehatan di Indonesia.
Jikalau dulu kita mengenal kehebatan dokter secara individual seperti dokter A, B, C dengan praktik pribadinya yang membeludak dan tarif yang bervariasi, saat ini sudah jarang kita temui dokter yang terkenal karena membuka praktik pribadi.
Masyarakat lebih mengenal nama RS daripada nama dokternya.
Jika dulu dokter adalah penentu kualitas dan harga, sekarang klinik/rumah sakitlah yang menjadi penentu kualitas dan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: