Tren DBD di Jatim Meningkat, Eri Cahyadi Terbitkan SE Wali Kota Surabaya
![Tren DBD di Jatim Meningkat, Eri Cahyadi Terbitkan SE Wali Kota Surabaya](https://cms.disway.id/uploads/c79436da296575e10740a04da0c6fadb.jpeg)
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti--
Seperti menguras dan menyikatbersih penampungan air minimal satu minggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Adapun langkah Plus yang dilakukan di antaranya mengganti air vas bunga dan tempat minum burung setiap satu minggu sekali, memperbaiki saluran dan talang yang rusak, dan menutup lubang pada potongan bambu atau pohon.
Kemudian, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai atau lavender, menggunakan kelambu saat tidur, memastikan pencahayaan dan ventilasi ruangan yang memadai dan menaburkan bubuk larvasida di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang kekurangan air.
Eri Cahyadi juga mendorong instansi pendidikan untuk mengaktifkan kegiatan pemantauan jentik berbasis masyarakat melalui program Siswa Pemantau Jentik (WaManTik).
BACA JUGA:Wabah DBD di Indonesia Capai Angka Kematian Tertinggi se-ASEAN
"Kami harapkan warga sekolah dan masyarakat bekerja sama dengan KSH dan puskesmas setempat untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan jentik setiap minggu," ujar Eri.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga lebih dari 95% di setiap wilayah.
"Kami harapkan masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan kerja bakti di rumah masing-masing dengan fokus meminimalisir tempat-tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti," tambahnya.
Eri juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri atau anggota keluarga jika menunjukkan gejala DBD.
Gejala DBD tersebut biasanya berupa demam tinggi tanpa sebab selama 2-7 hari, ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri otot dan sendi.
BACA JUGA:Per Januari, 47 Kasus DBD Terjadi di Surabaya
Selain itu, pusing, mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Serya mimisan atau pendarahan ringan pada gusi.
"Apabila memiliki gejala tersebut, segera periksakan diri atau anggota keluarga ke puskesmas terdekat. Dengan begitu, petugas puskesmas dapat melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sebagai upaya menekan penularan yang lebih luas," tutur Eri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: