Zelensky Kesal Perundingan AS-Rusia di Saudi Tak Libatkan Ukraina

Zelensky Kesal Perundingan AS-Rusia di Saudi Tak Libatkan Ukraina

Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Kepresidenan Ukraina pada 18 Februari 2025 ini menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat memberikan konferensi pers Bersama dengan Presiden Turki di Kompleks Kepresidenan Turki di Ankara--Handout/Ukrainian Presidential Press Service/AFP

Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya tidak diundang ke pembicaraan di Riyadh dan telah menunda perjalanannya ke ibu kota Saudi, yang awalnya dijadwalkan pada Rabu, menjadi 10 Maret.

Kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang lebih terbuka terhadap Rusia telah memicu kekhawatiran bahwa AS mungkin bersiap memaksa Ukraina menerima kesepakatan yang menguntungkan salah satu pihak.

Kekhawatiran ini semakin meningkat setelah pembicaraan di Riyadh, di mana Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, membahas keamanan Eropa dan Ukraina tanpa perwakilan dari Kyiv atau Brussels.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Desak Anggota G20 Upayakan Perdamaian di Gaza dan Ukraina

BACA JUGA:Putin Bertemu Sekjen PBB Guterres, Bahas Konflik Ukraina di KTT BRICS

Presiden Turki, Erdogan, menawarkan Turki sebagai tuan rumah ideal untuk pembicaraan terkait upaya mengakhiri konflik.

Mengingat pertemuan serupa pernah berlangsung di Istanbul pada 2022, hanya beberapa pekan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

"Turki akan menjadi tuan rumah yang ideal untuk kemungkinan pembicaraan antara Rusia, Ukraina, dan Amerika dalam waktu dekat," ujarnya. 

BACA JUGA:Ukraina Timur Semakin Terdesak, Zelensky Minta Bantuan Senjata Jarak Jauh ke Jerman dan Sekutu-Sekutu Eropa

Ia menambahkan bahwa pembicaraan di Istanbul sebelumnya merupakan pembicaraan penting di mana para pihak hampir mencapai kesepakatan.

Kunjungan ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan Zelensky ke Turki sejak invasi Rusia, dengan tujuan memperkuat posisi Ukraina di tengah pendekatan baru Trump terhadap Rusia.

Sebagai anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization), Turki berusaha menjaga hubungan baik dengan kedua pihak yang sedang berkonflik, dengan Erdogan berperan sebagai mediator utama dan calon penengah perdamaian.

BACA JUGA:Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara

Ankara diketahui telah memasok drone bagi Ukraina, tetapi menolak untuk ikut serta dalam sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia.

Bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Turki juga telah memainkan peran dalam menengahi beberapa pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: