Korban Dimutilasi saat Masih Hidup

Korban Dimutilasi saat Masih Hidup

ILUSTRASI korban dimutilasi saat masih hidup. Korban pembunuhan di Jombang dipotong kepala saat masih hidup. Kapalanya dipenggal dengan gergaji kayu. -Arya-Harian Disway-

Menurutnyi, mungkin saja Magnotta telah berfantasi berkali-kali tentang reaksi yang akan ditimbulkan saat membuka paket kiriman tersebut. Dia juga menemukan dari pengalamannyi bahwa kurangnya empati dan ketidakmampuan untuk mengalami emosi secara benar merupakan ciri khas pembunuh jenis itu. 

Jika teori itu dibandingkan dengan mutilasi Agus oleh Eko, tampak bahwa Eko berniat menghilangkan jejak pembunuhan. Buktinya, ia membuang kepala korban ke sungai dengan harapan bakal hilang terselip lumpur di dasar sungai. Ternyata mengambang.

Seperti disebutkan di atas, Eko juga berusaha membikin alibi, juga tetap bekerja seperti biasa di rumahnya. Tanda bahwa ia berusaha keras menghapus jejak pembunuhan. Ia memutilasi jenis defensif.

Berdasar keterangan polisi dari pemeriksaan tersangka, saat kejadian, mereka mabuk berat minuman keras. Namun, dari strategi penghilangan jejak itu, tampak bahwa pelaku sadar perbuatannya bisa membuatnya dihukum berat. Ia tidak terlalu mabuk.

Berdasar pengalaman pemabuk, orang setengah mabuk itulah justru yang berbahaya. Fisiknya masih kuat jika dibandingkan dengan orang yang mabuk berat. Pikirannya masih normal. Rasional. Tapi, keberaniannya naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan kondisi tidak mabuk. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: