23 Eks Napi Terorisme di Surabaya Dapat Perhatian Khusus Densus 88 Antiteror, Kenapa?

Eks napiter di Surabaya mendapat perhatian khusus dari Densus 88 Anti Teror.--Istimewa
”Untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang layak,” tuturnya.
Salah satu kasus seorang eks napiter mengalami sakit dan tidak bisa mendatangi fasilitas kesehatan.
Dalam kondisi itu, Bakesbangpol berkoordinasi dengan Dinkes Surabaya dan puskesmas setempat untuk memberikan layanan kesehatan langsung ke rumahnya.
BACA JUGA:72 Napiter Ikrar Setia Pada NKRI Sambil Cium Sang Saka Merah Putih
”Memang waktu itu Densus 88 meminta agar pengobatan dilakukan secara berkala di rumah agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Kami pun mengakomodasi permintaan ini dengan menjalin komunikasi dengan dinas terkait,” ungkapnya.
Menurut dia, program pembinaan eks napiter di Surabaya sebenarnya sudah berjalan cukup lama.
Namun, sejak ia menjabat kepala Bakesbangpol Surabaya pada 2022, intensitas program ini semakin meningkat.
”Pemerintah pusat di tahun 2022 juga beri perhatian intens kepada eks napiter, mereka diikutkan dalam setiap upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus di pemerintah daerah setempat,” katanya.
BACA JUGA:23 Napiter dari Rutan Cikeas Disebar ke 7 Lapas di Jatim
Bakesbangpol Surabaya juga menggandeng perguruan tinggi dalam upaya pencegahan radikalisme. Sejak tahun 2022, sosialisasi pencegahan radikalisme cukup intens dilakukan. Yakni, bersama Densus 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Beberapa kampus yang menjadi lokasi kegiatan sosialisasi pencegahan radikalisme di antaranya adalah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Muhammadiyah, Universitas 17 Agustus, dan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Namun, pencegahan radikalisme tidak bisa dilakukan hanya oleh satu instansi saja. Oleh karena itu, Bakesbangpol turut berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BNPT dan Densus 88 Antiteror.
BACA JUGA:Dua Napiter Lapas I Madiun Ikrar Setia kepada NKRI Berkat Nurgianto
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, Yayuk mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyaring informasi, terutama dari media sosial.
Menurutnya, paham radikal tidak hanya disebarkan melalui ajakan langsung, tetapi juga melalui bacaan dan konten digital yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: