Eksperimen Puasa Sehat dengan Diet Nol Gula, Manfaat Jangka Panjang Meski Sulit di Awal

Refleksi sehat: Menjalani Ramadan dengan diet tanpa gula, tubuh lebih bugar dan ibadah lebih maksimal. --Pinterest
HARIAN DISWAY - Bulan Ramadan sering kali identik dengan hidangan manis. Mulai dari kolak, es buah, hingga aneka kue yang menggugah selera.
Namun, di tengah kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat, sebagian orang mencoba tantangan baru: menjalani puasa tanpa konsumsi gula tambahan.
Menghindari gula selama Ramadan bukan sekadar tren. Tetapi juga eksperimen kesehatan yang menarik. Dengan berbagai penelitian yang menunjukkan dampak negatif konsumsi gula berlebihan, banyak yang penasaran: apakah berpuasa tanpa gula bisa membawa manfaat lebih besar bagi tubuh?
BACA JUGA: Manfaat Puasa Ramadan bagi Sistem Kekebalan Tubuh
Gula, terutama yang terdapat dalam makanan dan minuman olahan, dapat memberikan energi instan. Namun, konsumsi berlebihan justru memicu gula darah, meningkatkan risiko obesitas, serta berbagai penyakit metabolik. Seperti diabetes dan penyakit jantung.
Selama Ramadan, banyak orang mengalami pola makan yang tidak seimbang—mengonsumsi makanan tinggi gula saat berbuka dan sahur.
Hal itu bisa menyebabkan ketidakseimbangan energi, rasa lemas di siang hari, serta gangguan metabolisme dalam jangka panjang.
Mengurangi atau bahkan menghilangkan gula tambahan selama puasa bisa menjadi langkah untuk memperbaiki pola makan.
Tubuh akan belajar menggunakan sumber energi lain yang lebih stabil, seperti lemak. Sehingga dapat membantu menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
BACA JUGA: 7 Tip Tetap Fokus saat Ramadan, Puasa Bukan Alasan untuk Malas!
Menghindari gula tambahan bukanlah hal yang mudah. Terutama di bulan Ramadan ketika makanan manis begitu menggugah selera. Salah satu tantangan terbesar adalah kebiasaan yang sudah terbentuk sejak lama.
Sajian segar dan sehat: Buah-buahan sebagai pengganti makanan manis saat berbuka puasa. -Naufal Falah-Pinterest
Takjil manis seperti es teh, sirup, atau aneka kue sering kali menjadi menu wajib saat berbuka. Di luar itu, banyak produk makanan kemasan yang diam-diam mengandung gula tinggi. Mulai dari roti, saus, hingga makanan cepat saji.
Selain itu, reaksi tubuh terhadap pengurangan gula juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, kelelahan, atau perubahan suasana hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: