Kenapa saat Puasa Ramadan Kita Lebih Mudah Emosi? Ini Penjelasannya!

HARIAN DISWAY - Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan pengendalian diri, termasuk dalam mengelola emosi. 

Namun, tidak sedikit orang yang merasa lebih mudah tersulut emosi saat berpuasa. Apakah hal ini hanya kebetulan atau ada penjelasan ilmiah di baliknya? Yuk, simak alasannya!

1. Perubahan Kadar Gula Darah

Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, yang menyebabkan kadar gula darah menurun. Penurunan gula darah ini dapat berdampak pada suasana hati. 

Akibatnya, seseorang lebih mudah merasa lelah, lesu, dan bahkan mudah marah. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai hypoglycemia-induced irritability, yaitu peningkatan iritabilitas akibat kadar gula darah yang rendah.

BACA JUGA: 7 Perkara yang Dapat Menghilangkan Pahala Puasa Ramadan

BACA JUGA: 5 Hikmah Puasa Ramadan dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

2. Hormon Stres yang Meningkat

Kurangnya asupan makanan dan minuman dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol dalam tubuh. Kortisol yang berlebihan dapat memicu reaksi emosional yang lebih tinggi.

Hal ini menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Selain itu, peningkatan hormon ini juga dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan.
Mudah stres saat puasa dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh. --freepik.com

3. Kurang Tidur dan Kelelahan

Selama Ramadan, pola tidur sering kali berubah karena harus bangun lebih awal untuk sahur dan menjalankan ibadah malam seperti tarawih. Kurang tidur dapat berdampak negatif pada otak. 

Khususnya pada bagian yang mengatur emosi, yaitu amigdala. Studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan reaksi emosional yang lebih cepat dan intens, membuat seseorang lebih mudah merasa kesal.

BACA JUGA: 5 Cara Tetap Fokus dan Bertenaga Saat Puasa

Sumber: