Berbuka Puasa dengan yang Manis, Mitos atau Fakta?

Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan sugar crash dan mebuat tubuh lemas. --Freepik
HARIAN DISWAY - Berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis telah menjadi tradisi yang melekat dalam budaya masyarakat, khususnya di Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya.
Setiap bulan Ramadan, berbagai hidangan manis seperti kolak, es buah, bubur sumsum, dan teh manis menjadi sajian utama saat berbuka. Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi sesuatu yang manis saat berbuka dapat dengan cepat mengembalikan energi yang hilang setelah seharian berpuasa.
Anggapan ini didukung oleh fakta bahwa tubuh membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama, dan makanan atau minuman manis dapat membantu meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Namun, apakah berbuka puasa dengan yang manis benar-benar bermanfaat bagi tubuh, atau justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan jika tidak dikontrol dengan baik?
Secara ilmiah, ketika seseorang berpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolisme akibat tidak adanya asupan makanan dan minuman selama lebih dari 12 jam.
BACA JUGA:Bolehkah Minum Es Teh saat Berbuka bagi Penderita Maag? Ini Penjelasannya
Pilihlah makanan manis alami seperti kurma atau buah segar energi tetap stabil dan tubuh tetap sehat! --Pinterest
Kadar gula darah dalam tubuh cenderung menurun karena digunakan sebagai sumber energi utama untuk aktivitas sehari-hari.
Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula sederhana, seperti teh manis, sirup, atau kolak, memang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan memberikan efek energi instan yang membuat tubuh terasa lebih segar.
Namun, lonjakan gula darah yang terlalu cepat ini dapat memicu respons insulin yang berlebihan, sehingga gula darah kembali turun dengan cepat dan menyebabkan tubuh justru merasa lemas setelah beberapa saat.
Kondisi ini dikenal sebagai sugar crash dan dapat membuat seseorang merasa mengantuk, pusing, bahkan kelelahan setelah berbuka. Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat meningkatkan risiko inflamasi dalam tubuh, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Di sisi lain, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah berlebihan juga dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya.
BACA JUGA:Pilihan Makanan Aman untuk Penderita Diabetes Saat Berpuasa
Hal ini terutama berlaku jika sumber gula yang dikonsumsi berasal dari gula tambahan atau pemanis buatan yang banyak terdapat dalam minuman kemasan, sirup, atau kue-kue manis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: