Apakah Pesantren Masih Punya Tempat di Hati Generasi Alpha?

KH Solehuddin Mahfud (Ponpes Saadatud Daroini Singopadu) bersama penulis, Mochammad Noval El Rojwan di pondok pada 2012.-Dok Pribadi-Dok Pribadi
Aktivitas itu tidak hanya membangun karakter, tetapi juga melatih santri berinteraksi langsung dengan masyarakat.
BACA JUGA:Cak Imin Dukung Kemenag Bentuk Dirjen Pondok Pesantren
BACA JUGA:Risma Janjikan Laboratorium Komputer dan Insentif Guru Ngaji di Pondok Pesantren Jatim
Membuka Diri terhadap Dunia Luar
Sistem pendidikan di beberapa pesantren masih cenderung eksklusif, di mana santri hanya bergaul dengan sesama santri tanpa banyak interaksi dengan dunia luar. Hal ini dapat membatasi wawasan dan adaptasi santri terhadap perubahan sosial.
Dalam Surat Al-Ankabut ayat 46, Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, kecuali dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah, 'Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.'"
Ayat ini mengajarkan pentingnya dialog dan interaksi yang positif dengan berbagai kalangan. Untuk mengatasi eksklusivitas, pesantren perlu membuka diri terhadap dunia luar dengan mengundang narasumber dari berbagai bidang, mengadakan kunjungan edukatif, atau bahkan bekerja sama dengan institusi pendidikan lain.
Ini akan membantu santri memperluas wawasan dan mempersiapkan mereka untuk berkontribusi positif di masyarakat.
Pendidikan Finansial: Mengelola Harta dengan Bijak
Mari kita bedah dari segi kehidupan para santri. Salah satu fenomena yang sering terlihat di pesantren adalah pola pengelolaan uang santri yang kurang bijaksana.
Banyak santri cenderung menghabiskan uang jajan mereka secara boros di awal bulan, hanya untuk kemudian hidup pas-pasan hingga akhir bulan.
Hal ini tidak hanya mencerminkan kurangnya edukasi finansial, tetapi juga dapat memunculkan kesenjangan sosial di antara santri.
Sebagai institusi pendidikan yang bertujuan membentuk individu mandiri, pesantren perlu memberikan pembekalan tentang manajemen keuangan kepada para santrinya.
Dengan mengajarkan prinsip budgeting, menabung, dan belanja sesuai kebutuhan, pesantren dapat membantu santri mengembangkan pola pikir yang lebih dewasa dalam mengelola keuangan—keterampilan yang sangat penting baik selama di pesantren maupun setelah mereka melangkah ke kehidupan masyarakat.
BACA JUGA:Risma Jelaskan Program Kewirausahaan di Pesantren Al Manshur Tulungagung
BACA JUGA:Risma Sambangi Pondok Pesantren di Tulungagung, Bahas Isu Kesejahteraan Santri
Menyatukan Tradisi dan Inovasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: