Ramadan Kareem 2025 (30): Beridulfitri Menjadi Good Man

Manusia yang beridulfitri seyogianya menjadi menyadari bahwa keberadaan dirinya hanyalah sisi kecil dalam takaran semesta. --iStockphoto
Manusia menjadi kecil dalam bingkai alam dan besar dalam kisaran amaliah dengan zakat fitrah dan puasa yang telah dilaluinya. Semua manusia pemuasa kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
Kini berarti telah ada bayi-bayi kehidupan yang derai tangisnya mengalun melalui takbir yang sakral. Tangis bayi masa depan yang suci itu tentu saja menjanjikan peradaban baru manusia bumi yang bertalenta kemaslahatan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (22): Merawat Air
Indonesia sudah terbayangkan menjadi tempat hajatan yang semarak dengan manusia beradab dan berkesopanan dalam tingkatan takwa. Saya menjadi husnuzon alias berprasangka baik.
Bahwa Indonesia masa depan usai beridulfitri kali ini terbebaskan dari pencopetan, kejahatan, ataupun korupsi yang secara acak dapat disimpulkan banyak dilakukan oleh orang yang mengaku beragama Islam.
Umat Islam memasuki gerbang baru atas lahirnya manusia-manusia baru yang tidak akan menjadi pencopet, penjahat, dan koruptor. Manusia produk Idulfitri saya yakini sebagai superbaik (good man). --iStockphoto
Umat Islam memasuki gerbang baru atas lahirnya manusia-manusia baru yang tidak akan menjadi pencopet, penjahat, dan koruptor. Manusia produk Idulfitri saya yakini sebagai superbaik (good man).
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (21): Tepukan Sang Resi
Kalaulah masa depan Indonesia nanti masih tetap sama masih banyak kejahatan, pelanggaran etika, dan kekerasan merajalela di bumi Nusantara maka itu menandakan puasa Ramadan ataupun Idulfitri 1446 H hanyalah seremonial atas nama agama yang terselenggara dengan kedangkalannya.
Kita semua sepakat itu tidak benar dan merendahkan Tuhan serta menistakan ritual agung yang bernama Idulfitri. Semarak Idulfitri sebagai areal kawasan kesucian yang di dalamnya semua spesies mulia berkumpul harus diwujudkan.
Takbir Allah Maha Besar harus mendorong lahirnya pembesaran peradaban agung sebagai keadaan yang searah dengan jiwa kesucian Idulfitri. Alhamdulillah. Akhirnya beridulfitri menggapai kesucian diri dan republik ini. Barakallah. (*)
*) Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim, dan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: