Ramadan Kareem 2025 (30): Beridulfitri Menjadi Good Man

Manusia yang beridulfitri seyogianya menjadi menyadari bahwa keberadaan dirinya hanyalah sisi kecil dalam takaran semesta. --iStockphoto
HARIAN DISWAY - Gema takbir yang mengagungkan asma Allah Swt akan-telah-sedang dan terus berkumandang di kawasan publik Idulfitri 1446 H. Secara syariah memang takbir menjadi awal dan nada Illahiyah yang menandai dibukanya atmosfer Hari Raya Idulfitri.
Idulfitri 1446 H selayaknya menampilkan gema berkelanjutan yang terus mengumandangkan kebesaran-Nya secara substansial mengenai keberadaan Allah Swt.
Manusia yang beridulfitri seyogianya menjadi menyadari bahwa keberadaan dirinya hanyalah sisi kecil dalam takaran semesta. Takbir Idulfitri mesti menyirami kesejukan dengan rentetan pesan yang begitu menggugah bagi kebangunan manusia suci.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (29): Khawatir Puasa Tanpa Huruf A dan Makna Lebaran
Para pemuasa yang memasuki gerbang kemenangan di Idulfitri adalah “manusia lain” yang memiliki derajat keimanan dan kehadiran yang sumeleh pada kehendak-Nya.
Idulfitri adalah panggung kolosal pertautan anak manusia yang merasa diwudukan untuk menduduki singgasana kesakralan diri sebagai ciptaan Tuhan yang amat mulia.
Idulfitri melahirkan manusia baru yang terbebaskan dari segala bentuk kehendak yang bukan tanpa pertimbangan Tuhan. Beridulfitri berarti memasuki jembatan kehidupan yang mampu menghubungkan jalan panjang masa lalu dan masa depan untuk disandingkan dalam perlengketan masa kini yang menjanjikan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (28): Merekam Sundayana Nan Tirtasewana
Tuhan pada akhirnya mencipta kembali dalam bentangan dunia yang bersih dan berkah sebab diisi oleh orang-orang yang bertakwa produk Ramadan. Peribadatannya ngangeni sebagaimana Tarawih yang tidak ada di bulan-bulan yang lain.
Semakin memaknai bahwa puasa Ramadan itu ternyata bukan ritual tunggal. Dalam Ramadan ada sisi puasa dan ada juga lini Tarawih. Salat Tarawih yang meskipun berhukum sunah tetap saja menarik para pemuasa.
Dalam Ramadan ada sisi puasa dan ada juga lini Tarawih. Salat Tarawih yang meskipun berhukum sunah tetap saja menarik para pemuasa. --iSctockphoto
Bagaimana tidak, semua langgar, surau, musala, serta masjid-masjid maupun di sendi-sendi kantor atau rumah tangga digelar hajatan Tarawih. Sujud dan tafakkur mengembara dalam bingkai Tarawih Ramadan pada akhirnya benar-benar begitu memesona.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (27): Terpanggil Kampung Halaman
Bulan Ramadan benar-benar menghidangkan laku penghidupan yang menyejukkan dengan ritme irama puasa yang mengesankan. Ramadan begitu membahanakan nyali ayat-ayat Qur’aniyah yang mengembangkan bahwa kehidupan itu memang harus terus bergulir dalam lilitan nikmat dan sedikit haus nan dahaga.
Ingat Tarawih terus meski sudah memasuki era Idulfitri. Tarawih telah diikuti beribu dan berjuta serta bermiliar-miliar umat Islam yang terbentang di seantero dunia. Semuanya serba memberi pesan kesucian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: