Ramadan Kareem 2025 (30): Beridulfitri Menjadi Good Man

Ramadan Kareem 2025 (30): Beridulfitri Menjadi Good Man

Manusia yang beridulfitri seyogianya menjadi menyadari bahwa keberadaan dirinya hanyalah sisi kecil dalam takaran semesta. --iStockphoto

Ramadan bukanlah bulan biasa meski biasa hadir disetiap tahunnya. Tarawih adalah warna yang berlinang cahaya keindahan. Masjid-masjid sejak awal Ramadan terlihat penuh sesak dengan gema suara syukur yang begitu mengena di hati.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (26): Mudik, Ingat Gaza

Siapa yang tidak terisak dalam iringan doa kesucian Ramadan tentu patut dipertanyakan ketajaman ruhaniahnya. Tarawih seolah menjadi pusaran kekuatan Islam sejati. Tahun ini gelombang Tarawih memang tarasa tidak ubahnya tahun-tahun terdahulu. 

Namun, satu hal yang pasti saya selalu menerawang jauh ke angkasa raya tentang keagungan Gusti Allah Kang Akaryo Jagad. Jalan-jalan yang ramai dilalui oleh para pemuasa dan para jamaah salat Tarawih yang berseragam rukuk keimanan, sungguh menggetarkan nurani terindah yang dimiliki manusia.

Siapa pun patut bertutur dan bersyukur bahwa Islam menawarkan ritual spritual indah yang tidak ada dalam sejarah agama sebelumnya. Islam telah menyederhanakan peribadatan dengan menyembah Tuhan secara simple.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (25): Saatnya Mudik

Kini semua orang dengan muda telah mengikuti Tarawih dengan segala dimensinya. Tidaklah lagi perlu kita pertanyakan kita hendak ikut Tarawih yang berapa rakaat? 

Yang jelas kita semua tertarik dan terimankan untuk selalu Tarawih dengan perhitungan kuantitasnya masing-masing. Sungguh bukan sesuatu yang harus menggelisahkan apabila pada sesi finish jamaah Tarawih kian maju ke depan karena semakin susutnya jumlah jamaah. 

Hal seperti ini bukan mengherankan sebab sudah menjadi fenomena alamiah dengan area arus mudik yang penuh sesak. Para jamaah tentu saja punya banyak motivasi untuk ikut Tarawih.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (24): Ramadan, Aku Berguru kepada Ibrahim

Ada yang karena panggilan keanggungan yang begitu indahnya atau juga sampai dengan alasan yang paling dangkal untuk sekadar ketemu kawan dan tetangga. 

Namun, satu hal yang pasti bahwa meski dengan niatan untuk sekadar ketemu idaman hati tetapi itu menandakan ada percikan indah yang harus tetap digali di tengah lautan jamaah Tarawih.

Tarawih itu bagi saya telah menjanjikan banyak hal yang berdimensi ketuhanan sampai kemanusiaan. Yang jelas Tarawih itu indah dan mengindahkan. Itulah gambaran dunia Ramadan yang penuh pesona.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (23): Menjemput Kebaruan

Ramadan hadir dengan kesucian dan kerahmatan Tuhan dengan dentuman agung sebapai puncaknya, yaitu Hari Ketenangan. Takbir berkumandang. Takbir atas nama kebesaran Allah Swt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: