Polisi Bunuh Anak Kandung

Polisi Bunuh Anak Kandung

ILUSTRASI anggota kepolisian membunuh anak kandung di Semarang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Soal ”Halal Darah” Dipolisikan

BACA JUGA:”Ayah Sejuta Anak” yang Dipuji dan Ditahan Polisi

Sangat mungkin bukti yang mengarah ke pembunuhan berencana terekam di ponsel. Bisa ponsel ibunda korban atau ponsel tersangka. Atau, keduanya. Semuanya sudah dipegang penyidik.

Konstruksi perkara: Ade berdinas di Direktorat Intelkam Polda Jateng. Semula ia menikah dengan polwan yang dinas di Polres Wonogiri, Jateng. Belum punya anak. Kemudian, bercerai pada 2023 gegara si istri terbukti selingkuh. Mantan istrinya itu sudah disanksi demosi 10 tahun di Polres Wonogiri.

Setelah cerai, Ade kenal DJP saat sama-sama jadi pengunjung tempat hiburan malam di Semarang. DJP bukan pekerja tempat hiburan malam. Dia saat itu baru lulus dari perguruan tinggi negeri di Semarang (Undip). Dia bersama teman-temannya rekreasi ke tempat hiburan malam, bertemu, dan kenalan dengan Ade. Kemudian, mereka pacaran.

BACA JUGA:Polisi Tembak Polisi di Lampung, Kajian Psikologi

BACA JUGA:Polisi Ditombak dan Polisi Sungkem

Ade-DJP pacaran, tapi tinggal serumah. DJP pun hamil. Pertengahan Januari 2025 DJP melahirkan NA, hasil hubungan seks dengan Ade. Mereka tetap tinggal bersama dan merawat anak mereka itu. Sebagaimana layaknya keluarga.

Minggu sore, 2 Maret 2025, sekeluarga itu pergi naik mobil, disetir Ade. DJP memangku bayinyi, duduk di kiri depan. Mereka menuju Pasar Peterongan, Semarang Selatan, untuk belanja kebutuhan harian.

Tiba di depan pasar, sebelum DJP turun dari mobil dan masuk pasar, mereka berswafoto bersama: Ade, DJP, dan bayi NA. Si bayi tersenyum. Foto itu terekam pukul 14.39 WIB. Kemudian, DJP menitipkan NA ke Ade. DJP turun mobil, jalan masuk pasar.

Sekitar sepuluh menit kemudian, DJP masuk mobil, membawa barang belanjaan. Dia meminta NA dari Ade. Ternyata bayi NA pingsan. Bibirnya membiru.

NA heran, bertanya ke Ade: ”Lho… kenapa ini?

”Tadi tersedak, terus muntah-muntah.”

”Kenapa nggak telepon saya?”

DJP tidak melihat ada muntahan di sekitar jok mobil. Tapi, dia tidak menyoal itu. Dia minta Ade segera menyetir menuju rumah sakit. Mereka akhirnya tiba di IGD RS Roemani, di sana dilakukan tindakan medis. Tapi, bayi NA tetap pingsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: