Gelisah Sipil

Gelisah Sipil

ILUSTRASI gelisah sipil terhadap revisi Undang-Undang TNI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Banyak yang sepakat bahwa TNI bukan tidak boleh berpolitik. Tapi, politik TNI adalah politik negara sesuai dengan Saptamarga. Bukan politik praktis. Apalagi, politik pragmatis. Hal itu sangat penting untuk menjaga kelangsungan bernegara kita. Negara yang telah bersepakat untuk mengedepankan supremasi sipil dalam berdemokrasi.

Ada satu hal yang baru dalam pandangan para narasumber itu. Yakni, sekarang kalangan sipil gelisah dengan apa yang terjadi di TNI karena ada beberapa langkah yang terkesan mengacak-acak organisasi TNI. Organisasi yang selama ini diakuinya paling rapi.

Bagi Andi maupun Ginting, kerapian organisasi TNI itulah yang membuat setiap orang memiliki jalur karier yang jelas. Setelah mereka melalui berbagai jenjang pendidikan kepangkatan yang telah teratur rapi. Namun, kalau ada anomali seperti sekarang, hal itu akan membangun kabut dalam tubuh TNI.

Saya menjadi teringat peristiwa 1998. Krisis politik masa itu terjadi karena ada perpecahan elite di TNI. Selain itu, tentu saja dipicu krisis ekonomi yang melanda kita. Peristiwa yang tentu saja tidak diinginkan semua anak bangsa sekarang.

Sungguh, yang tadinya potongan podcast politik itu hanya berseliweran di medsos, pada akhirnya membuat pencerahan untuk semua. Tidak hanya bagi warga sipil yang peduli dengan masa depan bangsa. Tapi, juga para pemimpin politik yang sekarang mendapat amanah memimpin bangsa.

Rasanya, podcast AFU itu menjadi forum diskusi yang paling menarik sekarang. Sampai saat ini, rasanya ia adalah host podcast politik terbaik. Karena itu, banyak tokoh berkelas yang senang diundang dalam perbincangan podcast-nya. Misalnya, salah seorang bos Danantara Pandu Sjahrir, Connie Bakrie, bahkan Hasto Kristiyanto sebelum sekjen PDI Perjuangan itu berurusan dengan KPK.

Akal sehat pasti selalu muncul kapan saja. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: