Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia: Dari Zaman Kerajaan hingga Era Modern

Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia: Dari Zaman Kerajaan hingga Era Modern

Sejumlah warga memanfaatkan program Mudik Gratis yang disediakan oleh Pemprov Jatim, Sabtu, 29 Maret 2025.-Boy Slamet-

HARIAN DISWAY Tradisi mudik Lebaran telah menjadi fenomena tahunan yang berlangsung secara turun-temurun di Indonesia.

Jutaan perantau dari berbagai daerah berbondong-bondong kembali ke kampung halaman menjelang Hari Raya Idulfitri untuk berkumpul bersama keluarga.

Tradisi itu tidak hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:BNI Juga Dirikan Posko Mudik BUMN di Pelabuhan Balikpapan, Bikin Pemudik Lebih Nyaman

Dari sejumlah literatur, istilah "mudik" berasal dari bahasa Jawa, yakni mulih dhisik yang berarti "pulang dulu".

Pada awalnya, kata tersebut merujuk pada kebiasaan para perantau yang kembali ke kampung halaman sementara sebelum kembali ke perantauan.

Seiring waktu, istilah ini berkembang dan digunakan secara luas untuk menggambarkan tradisi pulang kampung menjelang Lebaran.

BACA JUGA:BNI Dirikan Posko Mudik BUMN di Pelabuhan Tanjung Perak, Bagikan Takjil Hingga Pengobatan Gratis

Sejarah mudik di Indonesia diperkirakan telah ada sejak zaman kerajaan Nusantara, seperti Majapahit dan Mataram Islam.

Pada masa itu, para bangsawan dan keluarga kerajaan melakukan perjalanan kembali ke tanah kelahiran untuk berziarah ke makam leluhur dan menjalin kembali hubungan dengan sanak saudara.

Saat memasuki era kolonial Belanda, fenomena mudik semakin berkembang seiring dengan meningkatnya urbanisasi di kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, dan Semarang.

BACA JUGA:Mudik Gratis Pemprov Jatim 2025: 343 Bus Diberangkatkan, Sediakan 13.720 Kursi dan Angkutan Sepeda Motor

Banyak masyarakat desa yang merantau ke kota untuk mencari pekerjaan di sektor industri dan perdagangan.

Menjelang hari raya, mereka kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga, menjadikan momen Lebaran sebagai waktu yang sakral untuk pulang kampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: