Perjalanan Nastar, dari Eropa ke Kue Lebaran Indonesia

Nastar, kue kering ikonik dengan isian selai nanas yang manis dan lumer di mulut. --cookiesbox
BACA JUGA:Bisnis Lebaran: Dari Kue Kering Hingga Busana Muslim, Mana Paling Untung?
BACA JUGA:5 Tip Membuat Kue Kering Lebaran yang Renyah dan Tahan Lama
Meski banyak varian, nastar klasik dengan isian nanas tetap menjadi favorit. Kunci kelezatan nastar terletak pada selainya. Selai nanas yang baik harus memiliki keseimbangan rasa manis dan sedikit asam agar tidak terlalu enek saat dimakan dalam jumlah banyak.
Ada banyak alasan mengapa nastar tetap bertahan sebagai kue kering favorit sepanjang zaman. Salah satunya adalah rasa nostalgia yang melekat pada setiap gigitannya. Bagi banyak orang, nastar bukan sekadar kue, tetapi juga bagian dari kenangan masa kecil dan tradisi keluarga saat Lebaran.
Selain itu, nastar juga fleksibel. Kue ini bisa dijadikan hadiah, suguhan untuk tamu, atau bahkan camilan sehari-hari. Kemudahan membuat dan menyimpan nastar juga menjadikannya pilihan yang praktis.
Nastar bukan sekadar kue kering Lebaran. Ia adalah hasil akulturasi budaya, dari Eropa hingga Indonesia. Dengan sejarah panjangnya, nastar telah menjadi bagian dari tradisi kuliner Nusantara yang terus berkembang.
Jadi, saat Anda menikmati nastar di hari Lebaran, ingatlah bahwa kue kecil ini membawa kisah panjang dari masa kolonial hingga ke meja tamu di rumah Anda. Manisnya bukan hanya dari selai nanas, tetapi juga dari sejarah dan tradisi yang mengiringinya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: