Perjalanan Nastar, dari Eropa ke Kue Lebaran Indonesia

Perjalanan Nastar, dari Eropa ke Kue Lebaran Indonesia

Nastar, kue kering ikonik dengan isian selai nanas yang manis dan lumer di mulut. --cookiesbox

HARIAN DISWAY – Lebaran tak lengkap tanpa kehadiran nastar, kue kering berbentuk bulat kecil dengan isian selai nanas yang manis dan legit. Kue ini bukan hanya primadona di meja tamu, tetapi juga menjadi simbol kehangatan serta kebersamaan keluarga saat hari raya.

Berdasarkan survei terbatas yang dilakukan StatsMe pada 17 hingga 24 Maret 2025, nastar mendominasi perolehan suara sebagai kue kering favorit Lebaran dengan persentase sebesar 51 persen, mengungguli kue-kue populer lainnya seperti kastengel (17 persen), putri salju (16 persen), dan semprit (11 persen).

Namun, di balik popularitasnya, tahukah Anda bahwa nastar bukanlah kue asli Indonesia? Perjalanan nastar dari Eropa hingga menjadi ikon kuliner Lebaran di Tanah Air menyimpan kisah panjang akulturasi budaya yang menarik untuk ditelusuri.

Dari versi mini pineapple tart yang dibawa oleh bangsa Belanda, hingga modifikasi lokal dengan isian selai nanas, nastar telah berevolusi menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Nusantara. Mari kita telusuri lebih dalam.

BACA JUGA:Bosan Nastar Bulat? Coba 9 Varian Nastar dengan Bentuk Unik Ini!

BACA JUGA:Evolusi Kue Kering Lebaran: Dari Nastar Burger hingga Kastengel Cake

Perjalanan Nastar dari Belanda ke Indonesia

Kata nastar berasal dari bahasa Belanda, yakni ananas (nanas) dan taart (tart atau kue). Sesuai namanya, kue ini merupakan versi mini dari pineapple tart yang populer di Eropa.

Sejak zaman kolonial Belanda, masyarakat Indonesia sudah mengenal aneka kue kering yang dibawa oleh para pendatang dari Eropa. Salah satu di antaranya adalah kue tart yang berisi selai buah, seperti stroberi atau blueberry.

Namun, karena nanas lebih mudah ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, masyarakat lokal mulai mengganti isian kue tart dengan selai nanas. Dari sinilah lahir kue nastar yang kita kenal sekarang—tart kecil dengan tekstur lembut dan isian selai nanas yang legit.

Di Belanda dan negara-negara Eropa lainnya, pineapple tart sering disajikan dalam perayaan khusus, seperti Natal dan pesta keluarga. Tradisi ini kemudian diadaptasi di Indonesia. Seiring waktu, nastar mulai dikaitkan dengan perayaan Lebaran.

BACA JUGA:Jajanan Nomor Wahid saat Lebaran, Ini Resep Kue Nastar yang Enak dan Mudah

BACA JUGA:Nastar Hijau Semanis Apel

Ada alasan mengapa nastar begitu populer saat Lebaran. Salah satunya adalah rasanya yang manis dan lembut, melambangkan kebahagiaan dan kehangatan keluarga.

Selain itu, nastar juga mudah dibuat dalam jumlah besar, sehingga cocok sebagai suguhan untuk tamu yang datang bersilaturahmi.


Kue nastar-@pinterest-@pinterest

Bentuknya yang kecil juga memiliki makna tersendiri. Dalam budaya Tionghoa, kue dengan isian nanas sering dikaitkan dengan keberuntungan dan kemakmuran. Tak heran jika nastar juga kerap hadir dalam perayaan Imlek, selain Lebaran.

Seiring berjalannya waktu, nastar mengalami banyak modifikasi. Awalnya, nastar dibuat sederhana dengan adonan berbasis mentega, tepung terigu, gula, dan kuning telur.

Namun, inovasi terus berkembang. Kini, ada banyak varian nastar dengan isian dan topping yang beragam. Misalnya nastar coklat, nastar lumer dan banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: