Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Korban Jiwa Capai 1.600 Lebih

Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Korban Jiwa Capai 1.600 Lebih

Seorang warga melihat ke arah bangunan yang runtuh di Mandalay pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi melanda wilayah tengah Myanmar.-STR / AFP-

“Kami belum menemukannya. Saya hanya memiliki anak ini — saya merasa sangat hancur,” kata Min Min Khine (56), seorang juru masak di gedung tersebut.

BACA JUGA:Aceh Diguncang Gempa M5,4 di Hari Terakhir Bulan Ramadan, BPBD Monitoring Kerusakan dan Korban Jiwa

BACA JUGA:Cerita Korban Gempa Thailand: Gedung Runtuh dalam Sekejap, Adik Masih Terjebak

“Dia sedang makan di ruang makan saya dan mengucapkan selamat tinggal. Lalu dia pergi, dan gempa terjadi. Jika dia tetap bersama saya, mungkin dia bisa selamat seperti saya,” ujarnya.

Di tempat lain di Mandalay, jurnalis AFP melihat puluhan orang tidur di jalanan, lebih memilih tidur di tempat terbuka daripada mengambil risiko tinggal di bangunan yang rusak akibat gempa.

Dampak Gempa di Wilayah Lain

Ini merupakan gempa terbesar yang melanda Myanmar dalam beberapa dekade, menurut para ahli geologi. Guncangannya cukup kuat untuk merusak bangunan di Bangkok, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.

Sebuah pagoda Buddha kuno di Mandalay hancur menjadi puing-puing. “Biara juga runtuh. Seorang biksu meninggal, beberapa orang terluka. Kami mengeluarkan beberapa korban dan membawa mereka ke rumah sakit,” kata seorang tentara di pos pemeriksaan terdekat.

Bandara Mandalay juga mengalami kerusakan, yang dapat menghambat upaya bantuan di negara yang sistem penyelamatan dan kesehatannya telah hancur akibat perang saudara selama empat tahun, yang dipicu oleh kudeta militer pada 2021.

BACA JUGA:Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand Tewaskan Lebih dari 700 Orang, Tim Penyelamat Terus Mencari Korban

BACA JUGA:Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Puluhan Terperangkap

Pemimpin Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengeluarkan permohonan bantuan internasional, langkah yang sangat jarang dilakukan oleh pemerintah militer. Ini menunjukkan besarnya bencana yang melanda negara tersebut. Pemerintah Myanmar biasanya menolak bantuan asing, bahkan setelah bencana alam besar.

Negara ini telah menetapkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling terdampak gempa. Di salah satu rumah sakit besar di ibu kota Naypyidaw, tenaga medis terpaksa merawat korban luka di ruang terbuka karena fasilitas yang ada tidak memadai.

Bantuan Internasional Mulai Mengalir

Tawaran bantuan asing mulai berdatangan. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjanjikan bantuan dari AS. India telah mengirim bantuan awal, sementara China menyatakan telah mengirim lebih dari 80 penyelamat ke Myanmar dan menjanjikan bantuan darurat senilai USD 13,8 juta.

Lembaga-lembaga bantuan memperingatkan bahwa Myanmar tidak siap menghadapi bencana sebesar ini. Sekitar 3,5 juta orang telah mengungsi akibat perang saudara yang berkecamuk, dan banyak dari mereka sudah berisiko kelaparan bahkan sebelum gempa terjadi.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan pada Sabtu bahwa respons darurat terhambat oleh “kekurangan parah” pasokan medis, serta kerusakan jalan dan infrastruktur komunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: