Fair Trade Donald Trump Resmi Berlaku, Ini Respon Kadin Surabaya

Kebijakan tarif dagang tambahan sebesar 32 persen yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia, memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri dalam negeri.-Tangkapan Layar [email protected]
Jika sebelumnya perusahaan-perusahaan di Amerika punya koneksinya ke Tiongkok, sekarang bisa saja mereka berpindah ke negara lain yang lebih netral. Nah, Indonesia bisa jadi pilihannya.
"Dengan catatan kita harus siap. Peluang ekspor produk lokal ke negara non-Amerika juga bisa meningkat. Misalnya ke Timur Tengah, Afrika, atau negara tetangga ASEAN," katanya.
BACA JUGA:Emil Dardak Paparkan Kunci Sukses Jatim Genjot Investasi di Musyawarah Kadin Surabaya
Menurut Andi, ada beberapa strategi dalam memenangkan persaingkan. Pertama kita harus memperkuat industri dalam negeri.
"Kita harus memperkuat kualitas dan daya saing produk lokal, supaya bisa bersaing di dalam dan luar negeri," imbaunya,
Kedua, Indonesia harus bisa membuka pasar baru untuk Ekspor. Menurut Andi, Indonesia sudah tidak dapat hanya bergantung pada Amerika atau Tiongkok. "Kita harus mencari pasar-pasar baru yang belum digarap maksimal," tegasnya.
Ketiga, pemerintah Indonesia harus mempermudah izin usaha dan investasi. "Bila ingin menarik perusahaan asing pindah ke Indonesia, maka proses investasi harus cepat, transparan, dan bebas pungli," saran Andi.
Terakhir, aktif dalam diplomasi dagang, menurut Andi, pemerintah harus lebih aktif memperjuangkan kesepakatan dagang yang menguntungkan Indonesia. Hal ini bisa dilakukan lewat ASEAN maupun perjanjian bilateral.
BACA JUGA:Kadin Dukung Presiden Prabowo Untuk Hapus Utang UMKM
"Dunia sedang berubah, dan kita harus siap. Kebijakan Fair and Reciprocal Plan adalah sinyal bahwa perdagangan global tak akan semudah dulu. Negara besar mulai fokus pada kepentingannya sendiri. Kita tak bisa pasrah. Tapi juga tak perlu takut," katanya.
Andi menjanjikan Kadin Surabaya siap membantu pelaku usaha menavigasi tantangan global ini. Menurutnya, kolaborasi dan kerja keras bisa menjawab tantangan dari kebijakan baru Amerika ini menjadi sebuah peluang.
"Indonesia bisa bukan hanya bertahan, tapi menang di tengah perubahan dunia. Kita harus gesit, kompak, dan berani ambil peluang. Dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat harus berjalan seiring," pungkas Andi.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: