4 Dampak Comparison Culture dan 6 Cara Mengatasinya

Menetapkan tujuan berdasarkan nilai dan kebutuhan pribadi akan membantu mengurangi tekanan akibat perbandingan sosial. --Pinterest
Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, cobalah untuk lebih fokus pada perkembangan diri sendiri. Catat pencapaian sekecil apa pun dan apresiasi usaha yang telah Anda lakukan.
4. Tetapkan Standar Kesuksesan Versi Anda Sendiri
Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Apa yang berhasil bagi orang lain belum tentu cocok untuk Anda. Menetapkan tujuan berdasarkan nilai dan kebutuhan pribadi akan membantu mengurangi tekanan akibat perbandingan sosial.
BACA JUGA: Bagaimana Tetap Aman di Media Sosial?
5. Berlatih Rasa Syukur
Bersyukur atas apa yang telah dimiliki dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk terus membandingkan diri dengan orang lain. Dengan menghargai hal-hal kecil dalam hidup, Anda bisa merasa lebih puas dan bahagia.
6. Gunakan Media Sosial Secara Sehat
Sebuah artikel di Harvard Business Review yang menunjukkan bahwa penggunaan Facebook secara intensif berkaitan dengan penurunan kesejahteraan mental.
Paparan terus-menerus terhadap unggahan orang lain yang tampak sempurna dapat memicu perbandingan sosial yang negatif, menurunkan kepuasan hidup, dan meningkatkan risiko depresi.
BACA JUGA: 4 Tren Ini Akan Membawa Pengguna Media Sosial Beralih ke Web3, Apa Saja?
Cobalah untuk lebih selektif dalam memilih akun yang diikuti, lebih banyak berinteraksi di dunia nyata, dan menggunakan media sosial sebagai alat untuk inspirasi, bukan sebagai tolok ukur kebahagiaan.
Fenomena ‘comparison culture’ yang dipicu oleh media sosial dapat berdampak besar pada self-esteem seseorang. Dengan menyadari bagaimana mekanisme ini bekerja dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pengaruh negatifnya, kita dapat membangun pola pikir yang lebih sehat terhadap diri sendiri.
Pada akhirnya, setiap individu memiliki perjalanan uniknya sendiri. Kebahagiaan sejati bukanlah tentang mencapai standar orang lain, melainkan menemukan makna dalam kehidupan yang kita jalani.
BACA JUGA: Quarter-Life Crisis di Kalangan Remaja Mitos atau Fakta?
Alih-alih terus menerus membandingkan diri, cobalah untuk lebih fokus pada pertumbuhan diri sendiri dan menikmati perjalanan yang telah Anda tempuh. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: