Bahaya Over-sharing dalam Hubungan Awal

Over-sharing menjadi upaya seseorang untuk mendekatkan diri pada lawan jenis namun kurang membatasi diri. -Afam Uche-Pinterest
HARIAN DISWAY - Dalam fase awal hubungan, baik itu pertemanan maupun percintaan, terdapat rasa antusias yang tinggi dalam mengenal. Kita ingin mengenal satu sama lain secepat mungkin, merasa nyaman, bahkan terkadang merasa seperti sudah mengenal orang itu seumur hidup padahal baru beberapa hari.
Di momen seperti inilah over-sharing atau membagikan terlalu banyak informasi pribadi terlalu cepat bisa terjadi tanpa kita sadari. Membuka diri memang penting dalam membangun kedekatan. Namun ketika batas-batas itu dilanggar terlalu dini, ada risiko yang perlu diwaspadai.
Banyak orang berpikir bahwa bersikap terbuka sepenuhnya sejak awal akan mempercepat keintiman, padahal tidak semua informasi perlu dibagikan sejak awal. Over-sharing bisa mengganggu sebuah hubungan, menimbulkan kesalahpahaman, dan bahkan membuat kita rentan secara emosional.
BACA JUGA:7 Cara Membangun Hubungan dengan Seseorang yang Memiliki Sifat Avoidant
Keinginan untuk diterima
Salah satu alasan seseorang mudah over-sharing adalah karena ingin diterima. Dalam hubungan baru, ada keinginan kuat untuk menunjukkan diri sejujur mungkin. Namun, keterusterangan ini kadang disalahartikan sebagai bentuk kepercayaan, padahal bisa jadi itu justru bentuk kecemasan atau ketakutan akan penolakan.
Banyak orang merasa bahwa dengan membuka luka lama, ia akan terlihat lebih manusiawi dan tulus, padahal belum tentu waktunya tepat. Maka, seseorang bisa jadi bercerita tentang trauma masa lalu, konflik keluarga, atau pengalaman pribadi yang seharusnya dibagikan secara bertahap.
Masalahnya, tidak semua orang siap menerima cerita-cerita berat itu. Alih-alih mempererat hubungan, over-sharing bisa membuat lawan bicara merasa terbebani atau bingung harus merespons bagaimana. Bahkan ada yang mundur karena merasa hubungan terlalu cepat menjadi intens.
BACA JUGA:Mengenal Love Language Reciprocity dalam Membentuk Hubungan Sehat
Dampaknya terhadap kepercayaan
Keterbukaan hubungan secara cepat bisa berdampak buruk apabila lawan bicara kita adalah seseorang yang manipulatif. -Heroscope-Pinterest
Hubungan sehat tumbuh dari kepercayaan yang dibangun secara perlahan, bukan dipaksakan lewat cerita dramatis. Ketika kita membagikan sesuatu yang sangat pribadi terlalu cepat, kita sebenarnya sedang mempertaruhkan rasa aman. Kita tidak tahu apakah orang yang baru dikenal itu bisa menjaga rahasia atau bahkan memiliki niat baik.
Lebih parah lagi, jika informasi yang dibagikan digunakan untuk memanipulasi atau menyakiti. Hal ini sering terjadi dalam hubungan yang tidak sehat, terutama jika pihak lain memiliki kecenderungan toksik atau manipulatif. Maka dari itu, penting untuk menyadari bahwa membuka diri itu baik, tapi harus disertai kebijaksanaan.
Menjaga keseimbangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: