Kaitan Social Battery dengan Alasan Mengapa Kita Lelah setelah Nongkrong

Social battery yang dimiliki seseorang bisa menurun setelah bersosial jika terlalu menguras energi dalam berinteraksi. isai-Coaching Energetico-Pinterest
HARIAN DISWAY - Pernahkah Anda merasa sangat lelah setelah menghabiskan waktu bersama teman-teman? Bukannya merasa segar atau bahagia setelah bersosialisasi, justru muncul keinginan untuk segera pulang dan menyendiri.
Jika iya, Anda tidak sendirian. Fenomena ini sering dikaitkan dengan istilah “social battery”. social battery merupakan istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan kapasitas energi seseorang dalam berinteraksi sosial.
Seperti baterai pada gawai, kapasitas ini bisa menurun seiring waktu apabila terus digunakan tanpa jeda. Ketika “baterai sosial” seseorang habis, muncullah rasa lelah bahkan ingin menghindari keramaian.
BACA JUGA: Sisi Positif Orang Introvert yang Patut Dibanggakan, Anda Sudah Tahu?
Bukan sekadar soal introvert atau ekstrovert
Banyak yang mengira hanya orang introvert yang mengalami kelelahan sosial. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Baik introvert maupun ekstrovert dapat merasakan hal serupa.
Mereka dapat sama-sama merasa kehabisan energi dalam berinteraksi meskipun penyebab dan cara mengelolanya bisa berbeda. Introvert biasanya cenderung mengisi ulang energinya melalui waktu menyendiri.
Mereka merasa tenang apabila berada dalam keheningan dan mudah lelah di tengah keramaian. Sebaliknya, ekstrovert biasanya merasa hidup ketika dikelilingi banyak orang. Namun, bukan berarti mereka kebal terhadap kelelahan sosial.
BACA JUGA: 5 Cara Menghindari Social Comparison
Faktor-faktor yang menguras social battery
Banyak hal dapat menyebabkan menurunnya energi sosial seseorang saat bersosialisasi. Pertama, durasi interaksi. Nongkrong berjam-jam, apalagi tanpa ruang untuk istirahat, dapat membuat pikiran dan emosi menjadi jenuh.
Kedua, topik pembicaraan. Obrolan yang berat, menuntut perhatian penuh, atau menyentuh hal-hal pribadi dapat terasa melelahkan. Jika seseorang harus terus bersikap ramah, merespons dengan antusias, atau menyesuaikan diri dengan situasi sosial, energi mentalnya akan cepat terkuras.
Ketiga, lingkungan sosial itu sendiri. Berada di tengah orang-orang yang kurang akrab, merasa perlu menjaga sikap, atau menghadapi karakter dominan dalam kelompok, dapat mempercepat “pengosongan” baterai sosial.
BACA JUGA:Bingung Nongkrong? Ini 4 Tempat Unik di Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: