Love Bombing vs Ketulusan, Cara Membedakan Perhatian Tulus dan Manipulatif dalam Hubungan

Hubungan percintaan seringkali diuji dengan keraguan antara cinta yang tulus atau manipulatif. -Elodie Giuge Photography-Pinterest
Love bombing terasa seperti ledakan. Karena semua terjadi begitu cepat dan berlebihan. Hingga sulit dibedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
Sementara ketulusan hadir lebih tenang, stabil, dan tidak memburu balasan. Hubungan yang tulus memberi rasa aman. Karena dibangun di atas kenyataan. Bukan janji manis yang tergesa-gesa.
BACA JUGA:4 Alasan Komunikasi itu Penting dan 5 Cara Membangunnya untuk Menjaga Hubungan Sehat
Responsif vs Mengendalikan
Orang yang tulus akan mendengarkan respons lawan bicara. Menghargai jika lawan bicaranya membutuhkan waktu atau ruang.
Pelaku love bombing akan merasa tersinggung jika sasarannya tidak langsung membalas perhatian mereka dalam waktu cepat.
Apresiasi vs Harapan Balasan
Perhatian yang sehat tidak akan menuntut balasan yang sama. Sebab, datangnya dari hati. Sebaliknya, love bombing datang dengan sebuah harapan, “saya sudah melakukan ini untuk Anda, mengapa Anda tidak membalasnya?”
Bahaya Melakukan Love Bombing ke Pasangan atau Gebetan-pikisuperstar-Freepik
BACA JUGA:Ciri-Ciri dan Cara Menghindari Love Scam
Mendorong Kemandirian vs Menciptakan Ketergantungan
Cinta yang sehat membuat seseorang tumbuh dan tetap menjadi diri sendiri. Itu justru mendorong kemandirian. Bukan menjadikan seseorang bergantung pada validasi orang lain.
Sedangkan love bombing justru menciptakan ketergantungan. Seakan seseorang itu tak dapat hidup bila tidak bersamanya.
BACA JUGA:5 Tanda Hubungan yang Makin Memburuk dan Akan Usai, Harus Segera Evaluasi
Mengapa kita bisa terjebak?
Salah satu alasan utama terjebak dalam love bombing adalah karena awalnya terasa menyenangkan. Kita semua ingin dicintai, dan ketika seseorang datang membawa perhatian luar biasa, rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan.
Apalagi jika sebelumnya pernah mengalami hubungan yang kurang sehat atau penuh kekosongan emosional.
Namun, mengenali perbedaan itu cukup penting untuk melindungi diri sendiri. Perhatian yang tulus tidak akan membuat seseorang merasa bingung, bersalah, atau tidak cukup baik. Sebab ketulusan itu bersifat menenangkan. Bukan menguras energi.
BACA JUGA:Buku 22 Ways to Self-Love yang Ditulis Reffi Dhinar Ini Bantu Perempuan Usir Minder
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: