Civilphobia, Mengenal Fenomena Takut Kritik di Era Demokrasi

Civilphobia, Mengenal Fenomena Takut Kritik di Era Demokrasi

Maraknya kritik terhadap kebijakan dan minimnya respon terhadap kritikan yang ada membuat istilah Civilphobia populer. --Pinterest

HARIAN DISWAY - Di era yang penuh kebebasan berpendapat ini, ada satu fenomena yang diam-diam cukup mengkhawatirkan: civilphobia.

Istilah itu merujuk pada rasa takut atau kecemasan berlebihan terhadap kritik, aspirasi, atau protes yang disuarakan oleh masyarakat sipil

Alih-alih melihat kritik sebagai vitamin untuk perbaikan, mereka yang mengalami civilphobia justru merasa terancam setiap kali suara publik mengemuka.

BACA JUGA:Jangan Ciptakan Fobia pada Teknologi

Meski terdapat kata "fobia" di dalamnya, namun ketakutan itu bukanlah istilah yang familiar di dunia psikologi.

Penggunaan istilah civilphobia akhir akhir ini ramai digunakan di media sosial. Khususnya aplikasi X. Berawal dari maraknya kritik terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Juga minimnya respons terhadap kritikan yang ada membuat tagar #civilphobia menjadi populer. 

Apa Itu Civilphobia?

Secara sederhana, civilphobia adalah ketakutan irasional terhadap suara warga sipil. Baik itu dalam bentuk unjuk rasa damai, petisi online, komentar tajam di media sosial, atau bahkan opini di media massa. 

BACA JUGA:Mengenal Cynopobia, Fobia Terhadap Anjing Seperti di Drakor A Good Day to be A Dog

Fenomena itu sering terlihat pada individu, kelompok, atau bahkan institusi yang merasa goyah saat menghadapi tekanan publik. Terutama yang menyangkut transparansi, keadilan, dan akuntabilitas.

Di banyak negara demokratis, kritik seharusnya menjadi bagian normal dari dinamika sosial dan politik. Namun, saat civilphobia menyerang, kritik dianggap sebagai ancaman yang harus dibungkam. Bukan sebagai masukan untuk perbaikan. 


ILUSTRASI Masyarakat sipil mengkritik kebijakan pemerintah. --Pinterest

Karakteristik Civilphobia

1. Respons Defensif Berlebihan  

Setiap kritik sekecil apa pun langsung dibalas dengan reaksi defensif. Bisa berupa klarifikasi yang tergesa-gesa, serangan balik terhadap pengkritik, atau malah mem-framing kritik sebagai upaya menjatuhkan pihak tertentu.

BACA JUGA:Cara Ampuh Jika Klaustrofobia Anda Menyerang Berdasarkan Pengalaman Travel Writer Ini

2. Upaya Membungkam Suara 

Mereka yang mengalami civilphobia cenderung melakukan berbagai cara untuk membatasi ruang gerak masyarakat. Mulai dari regulasi ketat, sensor media, hingga intimidasi terhadap pihak-pihak yang vokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: