Trump Dituding Lakukan Manipulasi Pasar, Senator AS Desak Investigasi

Trump Dituding Lakukan Manipulasi Pasar, Senator AS Desak Investigasi

SITUASI PELABUHAN BALTIMORE pada 10 April 2025. Aktivitas bongkar muat barang ekspor-impor cukup terpengaruh kebijakan tarif.-JIM WATSON-AFP-

Meski tarif tambahan ditangguhkan, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut tarif dasar 10 persen kemungkinan akan tetap berlaku. “Itu akan jadi baseline. Kecuali ada kesepakatan luar biasa,” katanya di CNBC, Kamis, 10 April 2024.

BACA JUGA:Badai Tarif Trump, Strategi Geopolitik atau Gertakan Dagang?

BACA JUGA:50 Ribu Buruh Terancam PHK Imbas Kebijakan Trump, Prabowo Siap Bentuk Satgas Khusus

Menurut Hassett, lonjakan imbal hasil obligasi belakangan itu turut mendorong keputusan Trump yang menangguhkan pemberlakuan tarif. Meskipun, Trump bersikeras bahwa kebijakan itu tetap akan dilakukan. “Presiden sadar bahwa untuk mendorong perubahan besar bagi pekerja Amerika. Kita butuh tekanan nyata pada mitra dagang,” jelasnya.

Dampak Global: Rantai Pasok Terancam

Di sisi lain, kebijakan tarif Trump dinilai berpotensi mengacaukan rantai pasok global yang telah terbangun selama puluhan tahun. Sistem produksi internasional yang mengandalkan spesialisasi dan efisiensi bisa terganggu, terutama di sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, farmasi, dan otomotif.

“Produksi saat ini sangat terfragmentasi secara global. Gangguan kecil bisa berakibat besar,” ujar Gilles Pache, pakar manajemen rantai pasok dari Universitas Aix-Marseille, Prancis.


DISKUSI PIALANG SAHAM di Bursa Saham New York, 10 April 2025, ketika perdagangan menguat.-MICHAEL M. SANTIAGO-AFP-

Perusahaan seperti TSMC di Taiwan, yang memproduksi chip canggih untuk Apple dan Nvidia, sangat rentan terhadap gangguan itu. Begitu pula industri pakaian dan teknologi, yang bergantung pada tenaga kerja murah di Asia seperti Bangladesh dan Vietnam.

Beberapa pihak memperkirakan relokasi produksi ke AS bisa memicu lonjakan biaya tenaga kerja dan harga barang. Namun, sistem rantai pasok dinilai tetap adaptif. “Kalau perusahaan Tiongkok berhenti kirim mobil listrik ke AS, mereka bisa membanjiri Eropa dengan harga supermurah,” kata Jan Godsell, profesor strategi rantai pasok dari Universitas Loughborough, Inggris. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: