Perayaan Kupatan di Sukolilo Baru: Warga Tak akan Pulang sebelum Makanan Ludes

Perayaan Kupatan di Sukolilo Baru, sebuah tradisi leluhur yang mendarah daging.-- Hadi Siswanto, warga Sukolilo Baru
Lebaran Ketupat atau yang disebut Kupatan oleh masyarakat di kampung Sukolilo Baru menjadi sesuatu yang ikonik saat Lebaran tujuh haripada 7 April 2025. Tradisi yang ada sejak zaman dahulu itu sudah turun-temurun oleh warga kampung nelayan di daerah itu. Dengannya, Idulfitri menjadi lebih meriah dengan budaya lokal.
Sukolilo Baru memiliki sebuah perkampungan nelayan di pesisir Surabaya, persis di tepi laut Kenjeran. Lokasinya tidak jauh dari Jembatan Suroboyo, serta berada di kawasan wisata dan tempat ibadah lima agama.
Daerah Sukolilo Baru terkenal dengan toleransinya yang kuat. Tempat itu memang berdekatan dengan area masjid, Kelenteng Sanggar Agung, gereja Katolik dan Protestan, Pagoda Tian Ti, serta vihara. Begitu kental dengan unsur Bhineka Tunggal Ika.
Berbagai keragaman itu tidak dapat melunturkan nilai toleransi, tradisi lokal, dan semangat gotong royong dari warga pesisir Kenjeran. Terutama, warga Sukolilo Baru yang biasa merayakan Lebaran Ketupat.
BACA JUGA: THP Kenjeran Dibanjiri 9.000 Wisatawan selama Libur Lebaran, Puncak Kunjungan Diprediksi Akhir Pekan
Meski berada di tengah keragaman, masyarakat tetap bisa menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan tradisi dan keagamaan. Salah satunya adalah Lebaran Ketupat yang berlangsung 7 hari setelah Idulfitri hari pertama.
"Masyarakat Sukolilo biasa menyebut perayaan tersebut dengan istilah Kupatan," kata Hadi Siswanto, Ketua RT 3, RW 2, Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, di rumahnya, Sukolilo Gang 4.
Tradisi Kupatan di daerah Sukolilo diwariskan secara turun-temurun. Hadi, pria kelahiran 1976 itu adalah warga asli Sukolilo yang ikut menjadi bagian masyarakat yang menjalankan tradisi tersebut sejak kecil.
BACA JUGA: Umat Konghucu Gelar Cisuak Larung di Pantai Kenjeran, Ritual Tahunan Jelang Imlek
Pria itu mengatakan bahwa perayaan Kupatan yang berlangsung pada 7 April 2025 atau tepat 8 Syawal itu berlangsung lebih meriah dari tahun sebelumnya karena pengunjung yang datang semakin banyak.
Perayaan Kupatan sudah menjadi tradisi tradisi warga Sukolilo setiap tahun yang selalu digelar tepat 7 hari setelah Idulfitri. "Senin itu memang tepat 7 hari setelah Lebaran. Jadi, kami mengadakan acara Kupatan,” tuturmya.
Perayaan Kupatan di sepanjang Jalan Sukolilo, dekat Jembatan Suroboyo. - - Hadi Siswanto, warga Sukolilo Baru
Namun, perayaan Kupatan di zaman dahulu dan saat ini sudah berbeda. Sekitar 1970-an, di masa kecil Hadi, perayaan itu hanya berlangsung di rumah masing-masing warga. Tiap rumah selalu membuat ketupat, terutama bagi yang punya anak perempuan.
BACA JUGA: Luluk ke Kenjeran, Soroti PSN yang Mengancam Nelayan
Perayaan Kupatan masa kini lebih ramai karena ada acara makan gratis. Warga Sukolilo sendiri yang menyediakan makanan gratis di sepanjang Jalan Sukolilo. Peserta yang berpartisipasi dalam acara itu ada ratusan orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: