Warga Kristen Palestina Rayakan Paskah Dengan Perasaan Was Was

Warga Kristen Palestina Rayakan Paskah Dengan Perasaan Was Was

Seorang pria berjalan melewati gereja Ortodoks Yunani di kota Zababdeh, Palestina, di utara Tepi Barat yang diduduki Israel pada 10 April 2025. Warga Zababdeh akan merayakan Paskah 2025 dengan kecemasan akibat konflik yang masih berlanjut.--John WESSELS / AFP

Seorang Pastor Katolik, Elias Tabban menegaskan bahwa justru di masa sulit, iman para umat akan menjadi lebih kuat.

Paskah merupakan hari raya paling penting dalam kalender Kristen. Pekan suci ini memperingati kematian Yesus Kristus dan kebangkitannya setelah tiga hari. 

BACA JUGA:7 Makanan Khas Paskah dan Makna di Baliknya

Sebelum Paskah, umat Kristen menjalani masa Prapaskah selama 40 hari, yang diisi dengan puasa, doa, dan refleksi diri, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan Yesus di padang gurun.

Rangkaian Pekan Suci dimulai dari Minggu Palma, dilanjutkan dengan Kamis Putih untuk mengenang Perjamuan Terakhir.

Dilanjutkan dengan Jumat Agung sebagai peringatan penyaliban, dan ditutup dengan Misa Vigili Sabtu malam. 


Telur ayam diwarnai untuk Paskah di pabrik produksi di peternakan Udo Baumeister di Hagen, Jerman barat pada 16 April 2025. Warga Zababdeh di Tepi Barat Palestina, merayakan Paskah 2025 dengan kecemasan akibat konflik.--Ina FASSBENDER / AFP

BACA JUGA:5 Film Tentang Yesus Kristus untuk Memperingati Jumat Agung dan Paskah

Puncaknya terjadi di Minggu Paskah, ketika umat merayakan kepercayaan bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. 

Kisah ini berasal dari Maria Magdalena, seorang pengikut Yesus, mengunjungi makamnya dan mendapati batu penutup telah dipindahkan, sementara tubuh Yesus tidak ada.

Paskah juga dihiasi tradisi seperti lonceng gereja yang dibunyikan sebagai tanda sukacita, serta menghias telur sebagai lambang kehidupan dan kelahiran kembali yang berasal dari tradisi kuno yang masih bertahan hingga kini.

BACA JUGA:Happy Easter! Ini Makna dan Alasan Perayaan Paskah Identik dengan Telur

Bagi warga Zababdeh, Paskah tahun ini menjadi momen untuk mempertahankan harapan. Dengan doa, solidaritas, dan keyakinan, mereka tetap bertahan di tengah krisis yang belum juga usai.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: