Eks Pemain Sirkus Desak OCI Jalankan Rekomendasi Komnas HAM, Kemenaker Tunggu Laporan

Album foro aksi para pemain sirkus OCI.-Tangkapan Layar Youtube BeritaSatu-
BACA JUGA:Taman Safari Indonesia Kena Somasi Imbas Kasus Eksploitasi Sirkus OCI
Kuasa hukum para mantan pemain sirkus OCI, Muhammad Soleh, menilai para pemilik Taman Safari Indonesia telah mengabaikan tanggung jawab mereka atas empat pelanggaran serius terhadap hak-hak anak.
Harusnya, tugas tiga pimpinan OCI itu sudah menjalankan rekomendasi Komnas HAM.
“Lembalikan anak-anak ini kepada orangtuanya, buka siapa orangtuanya, ini yang tidak pernah dijalankan oleh pihak 3 pelaku kejahatan tadi, pemilik Taman Safari,” kata Soleh dalam keterangan resminya, kemarin.
BACA JUGA:Dituding Eksploitasi Eks Pemain Sirkus, Komisaris Taman Safari Indonesia Buka Suara
Bahkan, lelaki yang karib disapa Cak Soleh itu menyebut adanya 60 balita yang “diambil” untuk dilatih sebagai pemain sirkus sejak usia dini tanpa kejelasan asal-usul.
“Sejak tahun 1997, dalam konferensi pers, Pak Tony Sumampouw menolak soal kekerasan, tetapi tidak menolak soal 60 balita diambil oleh dia,” ungkap Soleh.
Adapun Komnas HAM telah menggarisbawahi empat pelanggaran utama yang dilakukan para pelaku. Yakni pelanggaran terhadap hak anak mengetahui asal-usul dan hubungan kekeluargaan, eksploitasi ekonomi terhadap anak, pengabaian hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan penghilangan hak anak atas perlindungan hukum dan jaminan sosial.
BACA JUGA:Dua Eks Pemain Sirkus Taman Safari Bongkar Kisah Penyiksaan, Sempat Disetrum dan Dipasung
Namun hingga kini, belum ada penyelesaian menyeluruh. Terutama soal kompensasi kepada para mantan pemain dan pengungkapan identitas serta asal-usul anak-anak yang dibesarkan di lingkungan OCI.
Para korban pun sudah menyampaikan pengaduan terbaru kepada Wakil Menteri HAM Mugiyanto. Mereka mengaku telah mengalami penyiksaan berat. Mulai dari disetrum, dipasung, hingga dipisahkan dari anak dan dijejali kotoran gajah.
Di sisi lain, Tony Sumampouw membantah keras tudingan tersebut. Dalam konferensi pers beberapa hari lalu, ia menyatakan bahwa proses pelatihan di sirkus memang menuntut kedisiplinan. Namun, katanya, bukan berarti mencerminkan praktik penyiksaan.
BACA JUGA:Eks Pemain Sirkus Oriental Circus Indonesia Menanti Keadilan setelah 28 Tahun Bungkam
“Betul, pendisiplinan itu kan dalam pelatihan ya, pasti ada. Saya harus akui. Cuma kalau sampai dipukul pakai besi, itu nggak mungkin,” ungkapnya.
Tentu, argumen tersebut tampak belum cukup menjawab tuduhan yang ditujukan terhadap OCI. Apalagi jika dilihat dari kerangka hukum ketenagakerjaan dan perlindungan anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: