Mutilasi Pacar di Serang, Banten: Kontradiksi Tersangka dan Autopsi

Mutilasi Pacar di Serang, Banten: Kontradiksi Tersangka dan Autopsi

ILUSTRASI Mutilasi Pacar di Serang, Banten: Kontradiksi Tersangka dan Autopsi. Hasil autopsi, pacar Mulyana ternyata tidak hamil. Sebelumnya Mulyana mengaku pacarnya hamil sehingga dibunuh dan dimutilasi. Terbaru, Siti Amelia, pacar Mulyana, juga dibakar.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Rumitnya Kasus Mutilasi Wanita di Bekasi

Dalam hal kehamilan, ada dua kemungkinan. Pertama, tersangka bohong ke polisi. Meskipun, ada bukti di HP tersangka, bahwa ia memesan obat penggugur kehamilan. Belum diungkap bukti, apakah obat itu benar-benar dibeli? Belum ada bukti, apakah obat itu benar-benar diminum korban?

Kedua, korban berbohong kepada tersangka dengan maksud mendesak agar segera dinikahi karena sudah berhubungan seks. Trik kuno. 

Kemungkinan nomor satu kecil. Itu merujuk pada pekerjaan tersangka yang tukang jagal ayam di tempat pemotongan ayam di desanya. Terlalu tinggi baginya membikin alibi seperti itu.

BACA JUGA:Mutilasi Bekasi Cocok dengan Teori Fadil

BACA JUGA:Kasus Mutilasi Ngawi: Jika Suami Psikopat

Kemungkinan nomor dua juga kecil. Usia korban masih segitu dan berstatus mahasiswi perguruan tinggi di Serang. Dia berpacaran dengan tersangka sejak 2021, saat seusia 15 tahun (seusia SMP). Kini dia mahasiswi, mungkinkah mendesak tukang jagal ayam? 

Soal karakter tersangka, ada kesaksian dari keluarga korban Fahmi Sahab, 31. Kepada wartawan, ia menceritakan: Saat Siti pergi meninggalkan rumah, Minggu, 13 April 2025, pihak keluarga tahu Siti dijemput Mulyana dengan motor. Lalu, Siti-Mulyana pergi berboncengan. 

Fahmi: ”Malamnya Siti belum pulang, keluarga sangat gelisah. Esoknya (Senin, 14 April 2025) kami sekeluarga berlima mencari Siti. Pertama, kami mendatangi rumah Mulyana. Ketemu. Ia kami tanya, ke mana Siti?”

Jawaban Mulyana, seperti ditirukan Fahmi: ”Saya tidak tahu. Kemarin saya cuma mengantarkan ke Pasar Padarincang. Terus saya pulang. Siti di sana menunggu tiga teman cewek.”

”Siapa tiga teman perempuan itu?”

”Saya tidak tahu.”

Selesai. Pihak keluarga bingung. Perhatian mereka kepada ”tiga teman cewek”. Tapi, itu jalan buntu. Tak tahu identitasnya. 

Fahmi: ”Waktu Mulyana berkata begitu, kami berlima percaya. Sebab, bicaranya tenang, meyakinkan. Kami tidak ada curiga. Kemudian, kami mencari ke tempat lain. Bertanya-tanya ke banyak orang. Sampai ke tempat cucian motor di Desa Gunungsari. Siapa tahu mereka melihat motor Mulyana memboncengkan Siti. Tapi, mereka tidak tahu.”

Hari demi hari keluarga terus mencari Siti. Sampai, Jumat, 18 April 2025, pihak keluarga diberi tahu warga bahwa ditemukan mayat perempuan. Lokasinya tak jauh dari rumah Mulyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: