Persiapan Kapel Sistina Menjelang Pemilihan Paus: Tradisi Cerobong dan Asap di Era Digital

ASAP PUTIH membubung dari cerobong Kapel Sistina ketika Paus Fransiskus terpilih, 13 Maret 2013.-ANDREAS SOLARO-AFP-
Komunikasi boleh berkembang sedemikian pesat. Ruang-ruang privat seakan menghilang diterjang gawai dalam genggaman. Di tengah itu, konklaf atau sidang pemilihan Paus tetap diselenggarakan dengan tradisi kuno. Yakni, pesan yang disampaikan lewat cerobong asap.
PIPA logam ramping itu sudah menjulang di atas Kapel Sistina, di jantung Kota Vatikan, Jumat, 2 Mei 2025. Ya, cerobong sederhana itu bukan sekadar instalasi teknis. Ia adalah simbol sebuah ritual kuno yang sarat makna. Yakni, pemilihan paus baru.
Harus diakui, ketika dunia bergerak cepat dan serba digital, Gereja Katolik tetap memegang erat tradisi lamanya. Salah satunya adalah ritual asap dari konklaf.
Lima hari menjelang konklaf, petugas pemadam kebakaran merampungkan tugas penting itu. Memasang cerobong di atas kapel bersejarah tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Pemilihan Paus: Konklaf Terlama, Tertua, hingga yang Tercepat
BACA JUGA:Jelang Konklaf 7 Mei, Para Kardinal Siapkan Pemilihan Paus Baru dengan Harapan Proses Cepat
Dari situlah kelak dunia akan menatap langit Vatikan, menantikan pertanda. Asap hitam berarti belum ada keputusan. Asap putih menandakan seorang paus telah terpilih. Dan asap putih itu akan diikuti dengan kalimat yang sudah bertahan berabad-abad: Habemus Papam… Kita punya Bapa Suci…
Ritual itu memang tampak kuno di tengah era notifikasi instan. Tetapi, itu tetap menjadi satu-satunya cara resmi bagi publik untuk mengetahui hasil pemungutan suara para kardinal. Tidak ada siaran langsung, tidak ada bocoran. Hanya asap. Hitam. Atau putih…
Dalam ruang sakral yang dipenuhi karya seni Michelangelo, sebanyak 133 kardinal dari seluruh dunia berkumpul. Mereka ’’dikurung’’ dalam diam dan doa. Tujuannya adalah memilih pengganti Paus Fransiskus, pemimpin progresif asal Argentina yang wafat pada 21 April 2025. Kepemimpinan Paus Fransiskus berakhir setelah 12 tahun.
Konklaf adalah prosesi spiritual dan administratif yang sangat dijaga kerahasiaannya. Matteo Bruni, juru bicara Vatikan, menyatakan bahwa hampir seluruh kardinal pemilih telah tiba di Roma. Mereka semua berusia di bawah 80 tahun.
CEROBONG ASAP dipasang di atap Kapel Sistina, Vatikan, 2 Mei 2025.-GABRIEL BUOYS-AFP-
Para kardinal itu tidak datang hanya dengan membawa hak suara. Tetapi, mereka juga mengusung beban masa depan Gereja Katolik dan umatnya yang berjumlah lebih dari 1,4 miliar jiwa.
Dalam pertemuan harian yang berlangsung menjelang konklaf, para kardinal berdiskusi soal tantangan yang akan dihadapi oleh paus baru. Persatuan gereja, penyebaran iman, serta luka-luka lama seperti pelecehan seksual dan skandal keuangan kembali mencuat sebagai topik utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: