⁠Seblak, Benar-Benar Tidak Sehatkah?

⁠Seblak, Benar-Benar Tidak Sehatkah?

Seblak kuah, kuliner khas Bandung, Jawa Barat dengan cita rasa kaya akan rempah dan pedas yang nagih-tri pujis-YouTube

HARIAN DISWAY - Seblak, makanan khas Bandung yang kini telah populer di seluruh Indonesia, terkenal dengan rasa pedas gurih yang menggoyang lidah. Hidangan ini biasanya terdiri dari kerupuk basah yang dimasak dengan bumbu cabai, bawang putih, kencur, serta tambahan seperti ceker, bakso, sosis, mie, hingga sayuran.

Meskipun nikmat, apakah seblak benar-benar tidak sehat? Untuk menjawabnya, kita harus melihat dari dua sisi melalui komposisi bahan serta cara pengolahannya.

Kandungan Nutrisi Pada Seblak

Seblak sejatinya bisa menjadi sumber karbohidrat, protein, dan serat, tergantung dari bahan tambahan yang digunakan. Misalnya, seblak yang diberi tambahan sayuran, telur, dan bakso mengandung nutrisi yang cukup bervariasi.

Namun, masalah utama terletak pada bahan utama seperti kerupuk yang merupakan sumber karbohidrat sederhana dan mengandung minyak tinggi karena proses penggorengan sebelum dijadikan seblak.

BACA JUGA: 7 Makanan untuk Meningkatkan Daya Ingat

Kerupuk sendiri tidak memiliki nilai gizi yang tinggi dan cenderung mengandung banyak garam dan pengawet. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, ini dapat memicu risiko tekanan darah tinggi atau gangguan ginjal dalam jangka panjang.

Proses Pengolahan


Penggunaan bahan-bahan yang kurang tepat pada seblak bisa meningkatkan risiko kolesterol dan jantung-wildpixel-Getty Images

Salah satu kekhawatiran utama dari konsumsi seblak secara rutin adalah kandungan natrium (garam) yang tinggi. Kuah seblak umumnya dibuat dari bumbu instan atau penyedap rasa tambahan yang tinggi MSG. Jika dikonsumsi terlalu sering, hal ini dapat meningkatkan risiko hipertensi serta gangguan metabolik lainnya.

 

Selain itu, penggunaan topping seperti sosis, bakso, dan ceker sering kali berasal dari bahan olahan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Ditambah lagi, jika dimasak dengan minyak berulang kali, maka risiko kesehatan seperti peningkatan kolesterol dan penyakit jantung pun meningkat.

BACA JUGA: 3 Jenis Minuman ini Ternyata Bisa Picu Kanker

Banyak orang menyukai seblak karena sensasi pedasnya. Namun, bagi sebagian orang, tingkat kepedasan yang tinggi dapat memicu gangguan pencernaan seperti maag, iritasi lambung, bahkan diare. Terlebih jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.

Sehat Jika Diolah Secara Tepat


Seblak bisa menjadi pilihan sehat jika ditambahkan beberapa protein dan sayuran serta mengurangi bahan olahan --Siloam Hospitals

Walaupun memiliki banyak kekurangan, bukan berarti seblak tidak bisa menjadi makanan yang lebih sehat. Dengan mengurangi jumlah kerupuk, menambahkan lebih banyak sayur seperti sawi, wortel, dan brokoli, serta menggunakan sumber protein rendah lemak seperti tahu atau ayam rebus, seblak bisa menjadi sajian yang lebih seimbang. 

Kurangi juga penggunaan bumbu instan dan garam berlebih, dan pilih cabai segar sebagai pengganti sambal botol atau saus yang mengandung pengawet. 

BACA JUGA: 4 Kuliner Makassar Ini Bikin Anda Serasa Mencicipi Hidangan Raja

Seblak tidak sepenuhnya tidak sehat, tetapi juga bukan makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari tanpa risiko. Kandungan garam, minyak, dan bahan olahan yang tinggi membuat seblak masuk dalam kategori makanan yang perlu dibatasi konsumsinya.

Namun, dengan modifikasi bahan dan cara memasak yang lebih sehat, seblak tetap bisa dinikmati tanpa rasa bersalah. Jadi, tergantung bagaimana dan seberapa sering anda mengonsumsinya. (*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber