Nichiren Shoshu, Aliran Buddha dari Jepang, Jalan Pencerahan di Tengah Kehidupan Modern

Kegiatan ibadah penganut Buddha Nichiren Shoshu di Vihara Vimalakirti Surabaya. Aliran tersebut memiliki banyak pengikut yang tersebar di seluruh Indonesia.-Nichiren Soshu Surabaya-
Aliran Buddha Nichiren Shoshu hadir sebagai gerakan spiritual. Ajaran itu membawa misi besar: membangkitkan kesadaran Buddha dalam diri setiap manusia. Nichiren Soshu pun berkembang dan memiliki banyak pengikut di Surabaya.
Riuh rendah arus modernitas. Di sela-selanya, pencarian spiritual terus bergulir. Sebuah aliran Buddha dari Jepang pun menemukan tempatnya yang istimewa: Nichiren Shoshu. Aliran itu ada di Surabaya. Tempat ibadahnya berada di Jalan Tanggulangin no 6, Keputran, Tegalsari, Surabaya.
Tempat ibadah atau wihara Nichiren Shoshu berarsitektur khas Jepang. Identik dengan aliran tersebut yang berawal dari Negeri Sakura. Bangunan dua lantai. Penataan dekorasi, cahaya, serta keramik di beberapa sudutnya memberi keteduhan.
BACA JUGA:Pesona Kuil Buddha di Shanxi, Semakin Terkenal Karena Game Black Myth: Wukong
Di wihara tersebut, Harian Disway bertemu dengan Pandita Utama Didik Hartono, Pandita Muda Chandra Purnama, dan Agoes Koecink, salah seorang umat Nichiren Shoshu. Didik menyebut bahwa Nichiren Shoshu sebetulnya berakar dari ajaran Sang Buddha Sakyamuni.
"Namun, kami memusatkan pengabdian atau berpatokan pada sosok Nichiren Daishonin. Yakni tokoh yang mencapai kesadaran Buddha dan eksis pada abad ke-13 di Jepang. Beliau adalah pendiri aliran Nichiren Shoshu," ungkapnya.
Saddharmapundarika Sutra selalu dibacakan para umat Nichiren Shoshu saat ibadah. Kitab itu merupakan kitab tertinggi bagi penganut aliran tersebut.-Nichiren Soshu Surabaya-
Sosok Daishonin dianggap sebagai "Buddha Asli Sejati" untuk zaman sekarang. Ialah yang menjawab kegersangan spiritual di era ketika ajaran Buddha perlahan dilupakan.
BACA JUGA:Pecahkan Rekor MURI, STAB Nalanda Resmi Jadi Kampus Buddha Pertama Penyandang Status Institut
Sosok Daishonin muncul sejak 16 Februari 1222. Umat Nichiren Shoshu meyakini kedatangannya telah diramalkan oleh Buddha Sakyamuni.
"Bahwa akan datang 'Buddha Pokok' yang lahir di pulau kecil berbentuk kacang (Jepang). Ia mengalami berbagai penderitaan dan penganiayaan. Itu semua dijalankan untuk menyelamatkan umat manusia," terang Chandra.
Nichiren Shoshu menjadikan Saddharmapundarika Sutra atau yang dikenal sebagai Sutra Teratai sebagai landasan utama ajarannya.
BACA JUGA:Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak di Grand City Surabaya
Kitab-kitab sabda Buddha sebelum munculnya Saddharmapundarika Sutra, menurut Nichiren Shoshu, merupakan ajaran sementara. Sebagai panduan atau bekal untuk memahami kitab tertinggi tersebut.
Dalam sutra itu terkandung filosofi tentang "10 Dunia". Yakni seperangkat kondisi jiwa manusia yang selalu berubah-ubah: mulai dari neraka batin hingga kesadaran Buddha tertinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway