Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Jabalia, di Jalur Gaza utara, pada 14 Mei 2025. Setidaknya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza.--BASHAR TALEB / AFP

HARIAN DISWAY - Tim penyelamat Gaza mengatakan bahwa setidaknya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza pada Rabu, 14 Mei 2025. 

Serangan terbaru Israel ini terjadi ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, untuk membahas proses pembebasan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. 

Dalam pertemuan tersebut, Witkoff menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump telah berdiskusi dengan Emir Qatar mengenai rencana damai di Gaza.

BACA JUGA:Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser di Gaza, Tuduh Hamas Gunakan Sebagai Markas

“Trump melakukan pembicaraan yang sangat produktif. Kami memiliki rencana yang baik dan sedang bergerak ke arah yang positif,” ujar Witkoff, seperti dilaporkan AFP (Agence France-Presse).

Namun, di tengah upaya diplomatik tersebut, penderitaan warga Gaza terus bertambah. Pejabat pertahanan sipil Palestina, Mohammed al-Mughayyir, mengungkapkan bahwa 80 warga tewas sejak fajar, termasuk 59 orang di wilayah utara Gaza. 


Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Jabalia, di Jalur Gaza utara, pada 14 Mei 2025. Setidaknya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza.--BASHAR TALEB / AFP

Rekaman dari Jabalia menunjukkan bangunan yang hancur rata dengan tanah, sementara anak-anak terlihat mencari barang-barang mereka di antara puing-puing.

BACA JUGA:Warga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Penaklukan Israel dan Krisis Pangan yang Memprihatinkan

“Yang tidak mati karena bom, mati karena kelaparan. Yang tidak mati karena lapar, mati karena tidak ada obat,” kata Hasan Moqbel, seorang warga Gaza yang kehilangan keluarganya dalam serangan tersebut.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara kewalahan menangani jumlah korban.

Dokter darurat Mohammad Awad mengatakan banyak jenazah tergeletak di lorong-lorong rumah sakit karena kurangnya tempat tidur dan obat-obatan. “Kami tidak bisa menyelamatkan banyak korban karena kekurangan fasilitas medis,” ujarnya.

Militer Israel juga memperingatkan warga untuk mengungsi dari beberapa wilayah Gaza, menyatakan akan melancarkan serangan dengan “kekuatan penuh”. 

BACA JUGA:Israel Siapkan Rencana Penaklukan Gaza, Netanyahu Bertekad Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: