Pusaran Konflik Femisida

Pusaran Konflik Femisida

HERLAMBANG Sigit saat konferensi pers di Mapolres Pasuruan Rabu, 14 Mei 2025.-Muhammad Hidayat-Memorandum.disway.id-

Di saat pembunuhan, para tetangga tidak mendengar ada keributan. Padahal, di sana padat penduduk. ”Tahu-tahu polisi datang menangkap Sigit dan membawa Yulina yang katanya sudah meninggal,” ujarnya.

Muji: ”Rumahnya (TKP) dua lantai. Sigit dan Yulina bersama anak kecil masih TK, adiknya Yulina, tinggal di lantai atas. Di lantai bawah, ada ibu dan adik kandung Sigit. Jadi, di rumah itu ditempati lima orang. Bapaknya Sigit tidak tinggal di situ. Ia tinggal di rumahnya sendiri di Niaga, Lingkungan Pesantren.”

Dilanjut: ”Seminggu lalu yang perempuan pulang ke rumah orang tuanya di Lumbangrejo, Prigen. Terus dijemput suaminya dan balik ke rumah itu. Mungkin mereka ada masalah.”

Setelah Yulina terbunuh, adik tersangka menelepon, memberi tahu ayahnya (tidak tinggal di TKP). Kemudian, ayah dan adik tersangka melapor ke polisi.

Di situ tergambar: Ibu mertua korban serumah dengan korban. Tapi, tidak dengan bapak mertua. Juga, ada masalah rumah tangga tersangka-korban, sampai korban pulang ke rumah ortu, lalu dijemput Sigit untuk balik ke rumah. Artinya, pembunuhan bukan akibat kemarahan spontan pelaku.

Apa pun, femisida sering terjadi. Dikutip dari Komnas Perempuan, 10 Desember 2024, selama setahun sejak 1 Oktober 2023 sampai 31 Oktober 2024, tercatat 163 kasus femisida. Berarti, rata-rata 1 kasus per dua hari.

Pemantauan dilakukan melalui pemberitaan media online untuk periode 1 Oktober 2023 hingga 31 Oktober 2024, dengan menyaring 33.225 berita, ditemukan 290 kasus dengan indikasi femisida. 

Perinciannya: Femisida oleh suami 71 kasus. Pelakunya pacar 47 kasus. Pelaku anggota keluarga 29 kasus. Pelaku pengguna layanan seksual 16 kasus.

Sementara itu, data global cukup mengerikan. Dikutip dari United Nations, 25 November 2024, berjudul One woman killed every 10 minutes: The harrowing global reality of femicide, judulnya saja sudah mengerikan. 

Bahwa pada 2023, sebanya 140 perempuan dan anak perempuan meninggal setiap hari di tangan pasangan atau kerabat dekat mereka. Berarti, satu perempuan terbunuh setiap 10 menit. 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan: 

”Epidemi kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan mempermalukan kemanusiaan. Dunia harus mengindahkan seruan ini. Kita perlu tindakan segera untuk keadilan dan akuntabilitas serta dukungan untuk advokasi.”

Menurut laporan tersebut, jumlah femisida terbanyak di dunia adalah Afrika, dengan 21.700 perempuan dibunuh pada 2023.

Mengapa suami cemburu bunuh istri?

ABC News, 21 Januari 2023, berjudul A deeper look at what drives some husbands to kill their wives, melaporkan demikian:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: