Serangan Drone Rusia Tewaskan 9 Warga Sipil Ukraina Usai Pertemuan Damai di Turki

Petugas penegak hukum Ukraina dievakuasi dari bus diserang rudal di Sumy, Ukraina pada 13 April 2025. Sebanyak sembilan warga sipil tewas akibat serangan drone Rusia yang menghantam sebuah minibus di wilayah Sumy, Ukraina utara, pada Sabtu, 17 Mei 2025. --Handout / SUMY REGION PROSECUTOR'S OFFICE / AFP
Pertemuan tersebut merupakan yang pertama kali terjadi sejak musim semi 2022, tidak lama setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari tahun itu.
BACA JUGA:Utusan Khusus AS Terbang ke Moskow, Trump Berharap Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Segera Terwujud
Dalam pembicaraan tersebut, kedua belah pihak hanya mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan. Namun, belum ada kemajuan signifikan terkait gencatan senjata yang dinantikan dunia internasional.
Pihak Ukraina menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah pertemuan langsung antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, Putin tidak hadir di Turki, yang kemudian memicu kritik dari Zelensky yang menuduh pemimpin Rusia itu tidak serius dan takut menghadapi dialog damai.
BACA JUGA:Menlu AS Sebut Ukraina Harus Merelakan Wilayah Yang Dikuasai Rusia Jika Ingin Perdamaian Terjadi
BACA JUGA:Trump Ancam Akan Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia Setelah Serangannya ke Ukraina
Zelensky pun menyerukan reaksi kuat dari komunitas internasional apabila pembicaraan di Istanbul gagal menghasilkan gencatan senjata.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negara-negara Eropa saat ini tengah berkoordinasi dengan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia jika Moskow terus menolak gencatan senjata tanpa syarat.
Sementara itu, Rusia dilaporkan tetap bersikeras dengan tuntutan garis keras, termasuk mengklaim pencaplokan lima wilayah Ukraina, yakni empat yang diduduki sejak 2022 serta Krimea yang dianeksasi pada 2014. Ukraina menolak tuntutan tersebut dan menyebutnya tidak dapat diterima.
BACA JUGA:Trump Salahkan Zelenskyy atas Perang Ukraina, Dukung Tuntutan Rusia
Dengan kondisi ini, harapan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun masih belum terlihat jelas, sementara korban jiwa terus berjatuhan di pihak sipil.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: