Jelang Komunikasi Telepon dengan Putin, Trump Didesak Eropa untuk Jatuhkan Sanksi ke Rusia

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam pertemuan pada 16 Mei 2025. Para pemimpin negara-negara Eropa melakukan percakapan dengan Trump--Leon Neal / POOL / AFP
HARIAN DISWAY - Para pemimpin negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia melakukan percakapan telepon dengan Presiden Donald Trump pada Minggu malam, 18 Mei 2025 waktu setempat.
Mereka bermusyawarah tentang perlunya pemberlakuan sanksi terhadap Rusia.
Mereka menyampaikan hal ini dalam Panggilan ini dilakukan menjelang rencana pembicaraan melalui panggilan telepon antara Trump dan Putin yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 19 Mei 2025.
Menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, para pemimpin Eropa menyampaikan keprihatinan mendalam atas dampak perang yang terus berlangsung akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022.
BACA JUGA:Serangan Drone Rusia Tewaskan 9 Warga Sipil Ukraina Usai Pertemuan Damai di Turki
BACA JUGA:Rusia dan Ukraina Gagal Capai Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Setuju Untum Tukar Tahanan
Mereka menekankan pentingnya upaya diplomatik yang serius untuk mengakhiri konflik tersebut. "Para pemimpin membahas situasi di Ukraina dan dampak bencana perang bagi kedua belah pihak," kata juru bicara Perdana Menteri Starmer, sebagaimana ditulis oleh AFP (Agence France-Presse).
Dari Tengah Kiri Presiden Volodymyr Zelensky, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam pertemuan mereka di Roma. Para pemimpin negara-negara Eropa melakukan percakapan telepon dengan Trump--Ukrainian Presidential Press Service / AFP
Para pemimpin juga menyatakan bahwa jika Rusia tidak menunjukkan komitmen pada gencatan senjata dan proses diplomatik, maka sanksi baru harus segera dijatuhkan.
"Para pemimpin membahas perlunya gencatan senjata tanpa syarat dan agar Presiden Putin serius dalam perundingan damai," lanjut pernyataan tersebut.
Desakan ini muncul setelah perundingan damai antara Ukraina dan Rusia di Istanbul pada Jumat, 16 Mei 2025 lalu berakhir tanpa kemajuan signifikan.
Pertemuan tersebut merupakan pertemuan langsung pertama mereka dalam lebih dari tiga tahun. Namun, perundingan yang berlangsung selama 90 menit ini gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.
Eropa melihat kesempatan diplomatik ini sebagai momen penting untuk menekan Rusia secara maksimal. Pemerintah-pemerintah Eropa berulang kali menuduh Putin sengaja mengabaikan seruan gencatan senjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: