Jelang Komunikasi Telepon dengan Putin, Trump Didesak Eropa untuk Jatuhkan Sanksi ke Rusia

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam pertemuan pada 16 Mei 2025. Para pemimpin negara-negara Eropa melakukan percakapan dengan Trump--Leon Neal / POOL / AFP
BACA JUGA:Ukraina dan AS Akhirnya Teken Kesepakatan Mineral setelah Perundingan Panjang
BACA JUGA:Putin Siap Lakukan Pembicaraan dengan Trump Terkait Gencatan Senjata di Ukraina
Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan komitmen negara-negara Barat untuk bekerja sama mengakhiri konflik. Berbicara dari Vatikan setelah menghadiri pelantikan Paus Leo XIV, Merz menyebut ada kemajuan kecil dalam beberapa hari terakhir.
"Orang-orang Eropa dan Amerika bertekad untuk bekerja sama secara terarah agar perang mengerikan ini segera berakhir. Para pihak kini mulai berbicara satu sama lain," ujar Merz.
Selain Merz dan Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk juga turut serta dalam percakapan dengan Trump. Keterlibatan aktif mereka menunjukkan kesatuan sikap Eropa terhadap krisis ini.
BACA JUGA:Menlu AS Sebut Ukraina Harus Merelakan Wilayah Yang Dikuasai Rusia Jika Ingin Perdamaian Terjadi
Sementara itu, di sela-sela upacara di Vatikan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance.
Pertemuan ini menjadi bagian dari dorongan diplomatik terbaru untuk menghentikan pertempuran dan mencari solusi damai yang langgeng.
Hingga saat ini, perang telah menewaskan ribuan orang, menghancurkan infrastruktur Ukraina, dan menyebabkan jutaan warga sipil mengungsi.
Dengan meningkatnya tekanan internasional terhadap Moskow, harapan untuk tercapainya gencatan senjata kini bergantung pada hasil pembicaraan Trump dan Putin.
Jika tidak ada kemajuan, kemungkinan besar sanksi tambahan terhadap Rusia akan segera diumumkan oleh negara-negara Barat.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: