Cara Menjalankan Gentle Parenting di Era Modern yang Penuh Tantangan

Cara Menjalankan Gentle Parenting di Era Modern yang Penuh Tantangan

Gentle parenting adalah cara mengasuh anak dengan penuh empati namun tidak mudah diterapkan dalam kehidupan sehari hari. -Freepik-Pinterest

Penerapan gentle parenting juga menuntut waktu dan kesabaran yang tidak sedikit. Orang tua harus benar-benar hadir, mendengarkan anak, dan memahami alasan di balik setiap perilaku mereka.

Di tengah kesibukan kerja atau beban rumah tangga, sebagian orang tua merasa kehabisan tenaga untuk terus konsisten bersikap lembut. Akhirnya, mereka kembali pada cara yang lebih cepat tapi tidak selalu sehat.

BACA JUGA: Koala Parenting, Menekankan Kedekatan Orang Tua dan Anak

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persepsi keliru bahwa gentle parenting berarti membebaskan anak sepenuhnya tanpa batasan. Padahal, hal ini tetap melibatkan batas yang jelas, tapi disampaikan dengan cara yang menghormati perasaan anak.

Misalnya, mengatakan “Ibu tahu kamu kecewa, tapi kita tetap tidak boleh melempar mainan,” jauh lebih efektif daripada langsung memarahi.

Kesalahpahaman seperti ini kerap membuat gentle parenting disalahartikan sebagai pola asuh permisif. Padahal, kunci dari pendekatan ini adalah keseimbangan antara empati dan ketegasan.

BACA JUGA: Drama Korea Menginspirasi Ibu-Ibu Belajar Parenting

Berbagai sumber belajar kini tersedia, mulai dari buku, podcast, hingga komunitas parenting yang saling mendukung. Namun, yang paling penting adalah kemampuan orang tua untuk menerima bahwa tidak ada pola asuh yang sempurna.

Gentle parenting bukan tentang menjadi orang tua baik setiap saat, melainkan tentang berusaha membangun hubungan yang sehat dengan anak melalui proses yang penuh kesadaran tanpa beban dan tekanan yang dirasakan.

Gentle parenting bisa menjadi langkah penting menuju generasi yang lebih sehat secara emosional, asalkan diterapkan dengan baik dan tidak berlebihan.

BACA JUGA: 6 Tip Parenting untuk Mengatasi Anak yang Malas Belajar

Dengan niat yang kuat dan kemauan untuk terus belajar, setiap orang tua bisa menciptakan ruang yang aman dan hangat bagi anaknya tumbuh dan berkembang. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: