Dampak Screen Time pada Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

Hal-hal itulah yang justru penting dalam pembentukan kecerdasan awal. Kesehatan mental anak pun tak lepas dari dampaknya.

BACA JUGA:Anita Yuen Terapkan Pola Asuh Keras Pada Anak:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu sering menatap layar lebih rentan merasa cemas, mudah marah, bahkan mengalami gejala depresi.

Jauhkan diri dari layar gadget setidaknya satu jam sebelum tidur untuk bantu tubuh lebih rileks dan siap beristirahat-dimaberlinphotos-

Itu terjadi karena otak mereka terbiasa menerima stimulasi cepat dan berlebihan. Sehingga sulit merasa puas saat kembali ke aktivitas sehari-hari yang lebih lambat dan alami.

Ironisnya, banyak konten edukatif yang diklaim bermanfaat justru tidak memberikan pengaruh positif yang signifikan. Apalagi jika tidak disertai pendampingan.

BACA JUGA:4 Dampak Fatherless terhadap Anak Perempuan dan 3 Solusi Mengatasinya

Anak mungkin saja mengulang video alfabet berkali-kali. Namun tanpa interaksi dan penjelasan dari orang dewasa, informasi itu tidak diproses secara optimal.

Aktivitas menonton tetap bersifat pasif jika anak tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Penting dipahami bahwa waktu layar bukan semata tentang durasi. Tetapi juga tentang kualitas dan konteks penggunaannya.

BACA JUGA:Boy Mom, Obsesi Ibu Terhadap Anak Laki-lakinya

Anak yang menonton bersama orang tua, berdiskusi soal isi tontonan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari akan mendapat manfaat lebih baik dibandingkan dengan anak yang dibiarkan menonton sendirian.

Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa teknologi punya sisi positif, pengaturannya tetap harus bijak.

Orang tua perlu menetapkan batas waktu yang jelas, memilih konten yang sesuai usia, serta menyeimbangkannya dengan aktivitas fisik, bermain di luar ruangan, dan berinteraksi langsung dengan lingkungan. 

BACA JUGA:Ketimpangan Perlindungan Perempuan dan Pentingnya Edukasi Anak Laki-laki

Sumber: