Laporan Haji dari Makkah (17): Rekam Medis Jadi Rujukan Pendataan Murur

Jamaah haji Indonesia mendengarkan khotbah salat Jumat di masjid Hotel Al Ghadeer, Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Jumat, 30 Mei 2025.-Andika Wahyu/Media Center Haji 2025-
Jamaah haji Indonesia dijadwalkan bergerak ke Arafah pada 4 Juni nanti. Esoknya, mereka akan melaksanakan rukun dan wajib haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Puncak ibadah haji itu pun terus disiapkan secara matang.
—-
Selama Armuzna nanti, ada kelompok jamaah haji yang akan mendapat penanganan khusus. Yakni jamaah haji lansia, risiko tinggi (risti), dan difabel. Mereka diberi opsi untuk mengikuti skema murur dan tanazul.
Anda sudah tahu, murur adalah skema pergerakan jamaah dari Arafah dengan bus yang hanya melintas di Muzdalifah tanpa mabit, kemudian langsung menuju Mina. Sedangkan, tanazul adalah pemulangan jamaah ke hotel di Makkah setelah melaksanakan lontar jumrah aqabah di Mina.
Dua skema itu tentu untuk memudahkan mereka melaksanakan ibadah haji. Pantauan Tim Media Center Haji (MCH) di Hotel Al Rashed Al Shesha, petugas sudah mencatat siapa saja jamaah yang akan ikut murur. Catatan “murur” itu tertulis dengan spidol biru di stiker daftar nama setiap kamar.
Itu adalah bagian dari pendataan yang digencarkan agar pelaksanaan murur berjalan tertib. Yang paling penting, tetap sesuai syariat. Karena itulah banyak jamaah yang mantap untuk memilih skema murur.
Salah satunya, Julmiati dari Embarkasi UPG Kloter 3. Perempuan 70 tahun itu sudah paham tentang skema murur. “Sudah dikasih tahu. Iya tahu, tetap sah,” katanya mantap.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (15): Syarikah Sediakan Es Krim dan Minuman Dingin di Arafah Nanti
Ditanya soal perasaannya menyongsong puncak haji, Julmiati menjawab singkat, “Senang. Senang sekali. Memang untuk itu ke sini”.
Ya, sosialisasi mengenai skema murur itu memang sudah digencarkan jauh hari sebelumnya. Tentu agar memantapkan para jamaah. Sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk.
“Sejak di tanah air, sampai di Madinah, lalu di Makkah, selalu kami edukasikan mana yang bisa masuk program murur, mana yang tidak,” jelas Petugas Bimbingan Ibadah (Bimbad) Embarkasi UPG Kloter 3 Nuraeda, Jumat, 30 Mei 2025.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (14): Tim Mobile Crisis Rescue Disiapkan Layani Jamaah Haji di Mina
Sosialisasi itu langsung door-to-door ke kamar-kamar maupun manasik kelompok. Awalnya, kata dia, memang banyak jamaah yang masih bertanya-tanya soal sah atau tidaknya haji dengan skema murur.
Untuk meyakinkan mereka, Nuraeda biasanya menjelaskan dengan lebih gamblang merujuk pada buku manasik Kementerian Agama.
Pendataan murur pun dilakukan secara ketat. Yakni dengan berbasis awal hasil pemeriksaan kesehatan. “Kadang ada jamaah yang minta ikut murur karena tidak mau jalan kaki, tapi kami cek ulang bersama tim medis apakah memang layak atau tidak,” tegas Nuraeda.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (13): Wakaf Habib Bugak Mengalir selama 2 Abad
Tim Kesehatan Haji (TKH) Embarkasi UPG Kloter 3 dr Fadhiel Abd Walid memastikan seluruh jamaah, termasuk yang akan mengikuti skema murur, mendapatkan layanan kesehatan yang optimal selama puncak haji.
Pendataan jamaah yang akan mengikuti murur masih terus berlangsung. Namun, ia belum bisa memastikan berapa jumlah jamaah yang terdaftar. Sebab, proses pendataan masih berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: