Dua Cerita, Satu Panggung: Petra Theater Suguhkan Going Home dan Customer is King

Suryani (kanan) dan anaknya, Renata, bersitegang dalam menghadapi perspektif berbeda soal agama dan keimanan di pementasan teater Going Home. --Humas PCU
HARIAN DISWAY - Dua jam cukup untuk membuat penonton tersentuh. Dua cerita cukup untuk membuat satu panggung terasa begitu hidup. Itulah yang disuguhkan Petra Theatre yang merupakan bagian dari English for Creative Industry (ECI) Petra Christian University (PCU).
Mereka sukses menyajikan pertunjukan teater bertajuk Going Home dan Customer is King di Petra Performance Hall pada Sabtu, 14 Juni 2025 lalu. Dua cerita berbeda rasa, tapi sama-sama memicu renungan.
Pertunjukan pertama, Going Home, dimulai tepat pukul 16.00 WIB. Di atas panggung sederhana tapi penuh simbol, kita diajak menyelami hubungan antara seorang ibu dan anaknya.
Renata, sang anak, mempertanyakan esensi keimanan. Sementara ibunya, Suryani, justru terjebak dalam luka masa lalu yang belum sembuh, meskipun sering mengajak sang anak untuk dekat dengan Tuhan.
BACA JUGA: PCU Luncurkan Magister Desain untuk Cetak Inovator Phygital Masa Depan
BACA JUGA: Siap Cetak Dokter Gigi Masa Depa, FKG PCU Dilengkapi Fasilitas Canggih dan Kurikulum Inovatif
Suasana ruang resepsionis hotel di Customer is King saat seorang tamu hadir dengan kondisi yang mengejutkan. --Humas PCU
Konflik keduanya menjadi kaca bagi kita semua: bahwa spiritualitas bukan sekadar ibadah, melainkan harus tercermin dalam laku hidup sehari-hari. Momen makin intens saat Suryani mendapat penglihatan akan kematiannya dalam tiga hari.
Di titik inilah, nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan penghargaan terhadap sesama terasa lebih kuat ketimbang kata-kata. Visual panggung dengan ornamen salib dan pintu warna-warni memberi kesan kontras sekaligus kehangatan.
Olivia Agatha, sang sutradara sekaligus alumni ECI 2018, berhasil membawa naskah ini menjadi tontonan yang menyentuh hati.
"Saya baru pertama kali menyutradarai, tapi tim produksi yang solid membuat prosesnya bisa berjalan dengan baik," ujarnya. Dari persiapan sejak April, Going Home terbukti bukan sekadar pertunjukan kampus biasa. Ia membawa perenungan.
BACA JUGA: Dosen PCU Komentari #KaburAjaDulu, Wujud Keresahan Anak Muda, Antara Realita dan Harapan
BACA JUGA: Screening Dokumenter Mahasiswa PCU di CGV Surabaya, Usung Tema Yang Terpinggirkan
Sementara itu, Customer is King menyusul di pukul 19.00 WIB. Dengan latar meja resepsionis hotel dan bel kecil yang terus berdenting, penonton disodori realita getir dunia kerja.
Helga, sang resepsionis, berada di pusaran dilema moral. Ia harus memilih antara patuh pada sistem—yang menempatkan pelanggan sebagai raja tanpa syarat—atau bertindak berdasarkan empati saat seorang tamu hotel datang dalam kondisi ingin bunuh diri.
Saranietha Kadang, mahasiswi ECI semester akhir yang menyutradarai naskah ini, menyebut bahwa kisahnya bukanlah fiksi semata. Ia merekam realita dunia profesional yang tak memberi ruang pada perasaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: