Menyambut Rektor Baru Unair: Prof Muhammad Madyan

ILUSTRASI Menyambut Rektor Baru Unair: Prof Muhammad Madyan-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Sebagai rektor baru Universitas Airlangga, sudah tentu ada banyak tantangan yang harus dihadapi lima tahun ke depan. Berbeda dengan masa kepemimpinan rektor sebelumnya, saat efisiensi anggaran belum sepenuhnya diterapkan, dalam lima tahun ke depan efisiensi anggaran benar-benar akan penuh dilaksanakan.
Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari rektor baru dalam menyikapi perubahan. Secara garis besar, beberapa tantangan yang perlu diantisipasi rektor baru adalah, pertama, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran di berbagai fakultas, dengan tujuan kualitas lulusan yang dihasilkan ikut meningkat serta mampu bersaing di pasar kerja.
Di era global seperti sekarang ini, Universitas Airlangga tidak hanya harus bersaing dengan PT lain di level nasional, tetapi juga di level global. Invasi sejumlah PT dari luar negeri tentu menjadi tantangan tersendiri.
Universitas Airlangga seyogianya tidak hanya puas dengan raihan ranking yang terus naik –bahkan di angka di bawah 300– tetapi yang penting adalah bagaimana memastikan konsistensi capaian prestasi dan peningkatan kualitas pembelajaran yang mampu merespons perubahan.
Kedua, bagaimana meningkatkan kualitas riset dan inovasi. Sebagai PTNBH terbesar nomor dua di Indonesia versi QS, Universitas Airlangga harus mampu mewujudkan peran sebagai kampus yang berdampak.
Universitas Airlangga perlu terus membangun kolaborasi dengan dunia industri serta memastikan hasil riset dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Di sini relevansi kurikulum dan hasil riset benar-benar harus diperhatikan agar dapat fokus memberikan manfaat bagi masyarakat, negara, dan dunia industri.
Ketiga, tantangan berikutnya yang dihadapi rektor baru Universitas Airlangga ke depan adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dosen maupun tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Airlangga perlu difasilitasi dan didorong agar terus meningkatkan kualitas diri dan kinerjanya.
Modal sosial dan karier setiap sumber daya manusia yang ada perlu didorong perkembangannya agar mampu merespons perubahan.
Keempat, meningkatkan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini, Universitas Airlangga tidak hanya harus menyiapkan laboratorium yang mumpuni, tetapi juga harus menyediakan fasilitas pembelajaran yang layak.
Ke depan, salah satu fasilitas pembelajaran yang diharapkan menjadi ikon adalah pembangunan perpustakaan yang benar-benar layak –yang tak kalah dengan perpustakaan di berbagai kampus yang maju di luar negeri.
Kelima, bagaimana memastikan peningkatan reputasi dan akreditasi Universitas Airlangga di dunia internasional. Selain mendorong publikasi hasil riset di berbagai jurnal internasional bereputasi, yang tak kalah penting adalah mendorong agar artikel jurnal itu juga disitasi di berbagai artikel penulis lain.
Di luar itu, yang tak kalah penting adalah bagaimana terus meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan agar mereka dapat lebih cepat terserap pasar kerja.
FONDASI
Kendala utama yang dihadapi rektor baru untuk membangun Universitas Airlangga menjadi PTNBH yang makin bereputasi tentu adalah anggaran yang terbatas. Akibat anggaran yang serba terbatas, tentu ruang untuk pengembangan program menjadi ikut terbatas.
Untuk itu, yang perlu menjadi fokus perhatian rektor baru ke depan tak pelak adalah bagaimana menetapkan prioritas program dan pola pengelolaan anggaran yang benar-benar efektif dan efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: