Gula Rembesan

Gula Rembesan

ILUSTRASI Gula Rembesan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

DUA MINGGU ini petani tebu resah. Gula milik mereka masih ngendon di gudang. Penjualannya seret. Kalaupun ada pembeli, hanya dalam jumlah kecil. Itu pun tidak merata.

Ini bukan soal sepele dalam industri gula. Ketika serapan gula di pasar rendah, petani akan enggan memanen tebunya. Sebab, panen tebu juga butuh biaya.

Dampaknya, pasokan tebu ke pabrik gula akan terganggu. Kalau pasokan bahan baku tebu terganggu, proses giling menjadi kacau. Pabrik bisa sering berhenti.

BACA JUGA:Gula Kakao

BACA JUGA:Joglo Gula

Di awal giling seperti sekarang, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai mitra utama petani juga tak mungkin bisa membeli gula petani dalam jumlah besar. Sebab, cashflow pasti sedang cupet. Banyak tersedot untuk biaya awal giling. 

Tapi, mengapa serapan pasar gula seret? Apakah daya beli masyarakat sedang merosot? Ternyata bukan. Di pasar sedang beredar gula industri. Baik gula rafinasi maupun gula fortifikasi.

Lha, apa bedanya? Gula rafinasi adalah raw sugar yang telah melalui proses pemurnian untuk meningkatkan kemurnian dan kehalusan kristalnya. Sedangkan, fortifikasi merupakan proses penambahan zat gizi atau komponen bioaktif lainnya ke dalam gula kristal.

BACA JUGA:Gula Swatata

BACA JUGA:Swa-gula Nusantara

Namun, gula rafinasi maupun fortifikasi sama-sama menggunakan raw sugar impor. Bukan gula hasil produksi domestik. Karena itu, kalau beredar di pasar, keduanya dengan sendirinya akan mengganggu serapan gula kristal domestik yang sebagian besar milik petani.

Harga raw sugar yang diperoleh dari impor lebih murah daripada harga domestik. Meski harus melalui proses rafinasi maupun fortifikasi. Karena itu, kalau diadu di pasar aecara bebas, gula kristal milik petani pasti kalah bersaing.

Rembesan gula impor kini sedang beredar di luar Jawa. Itu hasil penyelidikan petani tebu. Akibatnya, pasar relatif jenuh di tengah awal musim giling tahun ini. Walhasil, serapan gula petani hasil giling rendah. Bikin petani lambat menikmati hasil tebunya.

BACA JUGA:Sepur Lori Pabrik Gula (PG) Pagotan, Madiun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: