Seri Sang Putra Fajar (16): Lika-liku Soekarno-Inggit

Ilustrasi dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi yang mengisahkan pengasingan Bung Karno ke Ende. Inggit Garnasih dalam buku itu terlihat mengantar suaminya menuju pelabuhan.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (9): Nostalgia Presiden di Pertjetakan Peneleh
Foto-foto Soekarno saat berkunjung ke Ndalem Pojok malah tak ada. Sebab, semuanya disembunyikan oleh pihak keluarga saat terjadi tragedi 1965. Saat itu, semua hal berbau Soekarno disingkirkan. Takut dituduh subversif.
Yang tersisa dari foto kunjungan adalah foto Inggit tersebut. Sedangkan ruang-ruang di dalamnya masih ditata sebagaimana aslinya. Kusuma memperlihatkan ruang kamar bagian dalam. Ruang itu tidak dibuka untuk publik.
Di pintunya terdapat sebuah kamar bertuliskan "Kamar Presiden Soekarno". Itulah ruang tidur Bung Besar kala berkunjung ke Ndalem Pojok.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (8): Cahaya Islam di Gelapnya Penjara
Terdapat ranjang dengan kelambu. Meja di sudut berisi buku-buku tentang Soekarno. Salah satunya Di Bawah Bendera Revolusi.
Kusuma menunjuk pada sebuah foto dalam buku tersebut. Memperlihatkan Bung Karno dibawa dengan kapal untuk diasingkan ke Ende, Flores.
Inggit pun ikut mendampingi suaminya. "Ini foto Ibu Inggit," tunjuknya pada sosok perempuan yang mengintip di balik jendela kapal. Namun, Inggit hanya mengantar saja. Tak ikut ke Ende.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (7): Benih Revolusi di Ruang Sempit
"Selama Bung Karno di Ende, Ibu Inggit berdiam di Ndalem Pojok ini. Di kamar ini juga beliau beristirahat. Sembari menghitung waktu, menunggu kepulangan suaminya," terangnya.
Selain kisah cinta dua generasi, Soekeni-Idayu dan Soekarno-Inggit, Ndalem Pojok masih menyimpan memori lainnya.
Terutama masa kecil, remaja, hingga masa pergerakan. Dari situ pula konon Bung Karno mendapat luka cukup lebar di dahinya. (*)
*Peci miring Bung Karno, baca besok...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway