Seri Sang Putra Fajar (20-habis): Mutiara Kemerdekaan dan Pancasila

Istana Gebang, rumah terakhir keluarga Bung Karno. Bangunan tersebut juga menjadi tempat istirahat Presiden Soekarno ketika berkunjung ke Blitar.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
Pemberontakan itu memicu letupan-letupan di kalangan rakyat. Hingga berujung pada kekalahan Jepang terhadap Sekutu. Kemudian Soekarno-Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan, Jakarta.
Untaian kisah demi kisah itu ada dalam Istana Gebang. Pun, banyak peninggalan Bung Karno di situs tersebut. Salah satunya adalah mobil kepresidenan. Mobil itu berada di garasi samping bangunan Istana Gebang.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (16): Lika-liku Soekarno-Inggit
Mobil kepresidenan Mercedes type 190 keluaran Jerman. Dulu digunakan Presiden Soekarno saat berkunjung ke Blitar.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
Warnanya hitam. Mercedes type 190 keluaran Jerman tahun 1960. Mobil itu aktif digunakan selama kunjungan Presiden Soekarno ke Blitar. Setelah itu, mobil tersebut digunakan oleh Soekarmini, kakak Soekarno, bersama suaminya Wardojo.
Ada juga potongan dahan pohon asam yang dulu tumbuh di belakang dapur Istana Gebang. Pohon itu diperkirakan sudah berusia lebih dari seratus tahun. Kemudian mati pada 2017.
Pemerintah Kota Blitar melakukan penebangan pada 8 Mei 2017 untuk diganti tanaman baru. Tanpa sengaja, tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal wafatnya Raden Soekeni Sosrodihardjo, ayah Bung Karno, 8 Mei 1945.
BACA JUGA:Seri Putra Sang Fajar (15): Asmara Jawa-Bali Bersemi
Potongan dahan itu dipajang dalam bilik kaca. Di dalamnya terdapat tulisan yang berisi tembang filosofis terkait dahan asam tersebut.
Dibuat oleh seniman lokal Amang Makmur Pramoesoedirdjo. Isinya tentang keteguhan, kesungguhan, perilaku baik, keteladanan, hingga filsafat Pancasila.
Itu menggambarkan semangat Bung Karno dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Meski ia telah wafat, ide dan pemikirannya menjangkau peradaban Nusantara sampai kini. Pancasila buah pikirannya menjadi pegangan hidup rakyat Indonesia.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (14): Seteguh Adipati Karno
Tanpa Bhinekka Tunggal Ika dan kelima sila, Indonesia mungkin akan terpecah-pecah. Kerukunan dan persatuan hanya tinggal slogan.
Dahan pohon asam yang dipajang di Istana Gebang, Blitar. Pohon tersebut pernah menghiasi halaman bangunan tersebut.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
Merdeka dan Pancasila. Itulah puncak dari keteguhan Soekarno. Juga mereka yang telah berjuang. Tentu semuanya tak datang dari langit. Tapi dari perjuangan. Darah, air mata, dan segala daya yang telah diupayakan bertahun-tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway