Pulang ke Kampung Tradisi Edisi 5, Penyair Perempuan Indonesia Telusuri Jejak Budaya Tengger di Malang Raya

Workshop menulis puisi bersama Rini Intama, seorang penyair dan pendiri PPI (Penyair Perempuan Indonesia) di halaman Rumah Budaya Ratna. --PPI
HARIAN DISWAY - Program tahunan yang rutin yang diagendakan Penyair Perempuan Indonesia (PPI) pada tahun 2025 ini memasuki penyelenggaraan kelima. Yakni Pulang ke Kampung Tradisi (PKT) yang digelar selama tiga hari, 11-13 Juli 2025.
Sesuai namanya, sejumlah 25 peserta atau anggota PPI bareng-bareng pulang kampung untuk menyelami warisan tradisi. Kali ini, Malang Raya yang meliputi Kota Malang dan Kabupaten Malang disambangi sebagai tempat kepulangan yang berbeda.
Kepulangan yang dikemas dalam tema Susur Sisir Tengger itu dimulai di Rumah Budaya Ratna (RBR) pukul 15.00. Seluruh peserta yang merayakan pembukaan di rumah tinggal sastrawan Malang Ratna Indraswari itu datang dari berbagai daerah.
BACA JUGA: Profil dan Perjalanan Karier Joko Pinurbo, Penyair yang Meninggalkan Warisan Kata
Seperti Takengon, Gayo, Pekanbaru, Bandar Lampung, Tulang Bawang Barat, Banten, Bekasi, Kupang, Garut, Bandung, Jakarta, Surabaya, Tuban, Kuningan, Yogyakarta, dan Blitar, Bogor, dan Malang.
Bukan dengan prosesi melainkan dengan menyimak materi dalam workshop Menulis Puisi Berbasis Tradisi dan Riset. Diikuti oleh 50 peserta, kelas menulis itu dimentori oleh Rini Intama, penyair, pendiri, dan salah seorang pendiri PPI.
Menurut Rini, materi yang disampaikannya adalah salah satu penegasan keberpihakan PPI pada penulisan puisi yang berbasis tradisi dan riset. ”Apa yang PPI lakukan kami rangkum agar makin diketahui semua yang mencintai puisi,” katanya.
Rini Intama (kiri), penyair serta pendiri PPI sebagai pemateri workshop dan Heti Palestina Yunani sebagai moderator. --PPI
BACA JUGA: Biografi Mahmoud Darwish, Penyair Palestina yang Berhasil Jadi Mimpi Buruk Israel
Dalam workshop itu pula, Rini ingin menegaskan bahwa PPI selama ini memang berupaya untuk meneguhkan komitmennya sebagai komunitas yang berpihak pada tradisi dan mengajak anggotanya agar berkarya makin kreatif.
Khususnya melalui upaya yang lebih dapat dipertanggungjawabkan yakni dengan proses riset langsung di lapangan. ”Jadi lebih selangkah lagi ketimbang hanya bertumpu pada imajinasi atau mengambil dari referensi yang dicari di internet,” ungkapnya.
Pun dengan tema PKT #5 yang selalu memilih tempat-tempat yang dapat dipelajari tradisinya serta menentukan tema-tema yang mengeksplorasi kekayaan warisan tradisi dan budaya setempat.
Seperti dalam PKT #1 2020 di Garut, PKT #2 2021 di Yogyakarta bertema Merawat Tradisi dengan Puisi, PKT #3 2023 di Baduy, dan PKT #4 Lampung bertema Nyulam di Tanah Lada.
”Dari tema-tema itu saja, kami para anggota Penyait Perempuan Indonesia ingin menunjukkan bahwa PPI sangat concern pada penggalian potensi tradisi yang sangat kaya untuk dijadikan bahan berkarya,” tegasnya.
Foto bersama sebagian peserta PKT #5 yang digelar oleh Penyair Perempuan Indonesia (PPI) setelah mengikuti workshop bersama Rini Intama di Rumah Budaya Ratna. --PPI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: